DAMASKUS (Arrahmah.com) – Iran akan mempertahankan kehadiran militernya di Suriah meskipun ada tekanan AS untuk penarikannya, seorang pejabat senior Iran mengatakan pada Selasa (28/8/2018), mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang kesepakatan kerjasama militer yang ditandatangani Teheran dan Damaskus pekan ini.
Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami mengunjungi Damaskus pada Sabtu untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Suriah Bashar Asad dan pejabat militer senior. Dia menandatangani kesepakatan untuk kerja sama militer dalam pertemuan dengan utusan Suriah, tetapi rincian tentang kesepakatan itu tidak diungkapkan.
“Kehadiran terus-menerus penasihat Iran (militer) di Suriah adalah bagian dari perjanjian kerjasama militer antara Teheran dan Damaskus,” kata kantor berita negara IRNA yang mengutip atase pertahanan Teheran ke Damaskus, Abolqassem Alinejad.
“Iran akan membantu Suriah membersihkan ladang ranjau di berbagai bagian negara itu. Iran akan membantu Suriah membangun kembali pabrik-pabrik militer yang rusak dalam perang,” kata Alinejad.
Pengawal Revolusi Iran telah mengirimkan senjata dan ribuan tentara ke Suriah untuk membantu menopang Asad selama perang tujuh tahun di sana.
Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton menegaskan kembali pekan lalu seruan Washington untuk Iran untuk menarik semua pasukannya dari Suriah.
Amerika Serikat telah menerapkan kembali sanksi ekonomi terhadap Iran sebagian karena keterlibatannya dalam konflik di Suriah, Irak, dan Yaman serta atas program nuklir dan rudalnya.
“Israel” juga telah lama meminta Iran untuk menarik diri dari tetangganya, Suriah. Angkatan udara “Israel” telah melakukan sejumlah serangan udara terhadap sekutu Iran di sana.
“Perjanjian antara Suriah dan Iran untuk merehabilitasi tentara Asad adalah alasan dan dimaksudkan untuk memberikan legitimasi kepada pasukan Iran yang tersisa di daerah itu,” kata Menteri Keamanan Publik Gilad Erdan kepada Ynet TV hari Selasa. “Tapi sejauh yang kami ketahui, tidak ada intrik yang membuat orang Iran di daerah itu akan diterima.”
Seorang pejabat senior “Israel” mengatakan dalam sebuah pernyataan anonim kepada wartawan bahwa militer Israel “akan terus bertindak dengan tekad penuh terhadap upaya Iran untuk mentransfer kekuatan militer dan sistem persenjataan ke Suriah”.
Iran telah berulang kali mengatakan kehadiran militernya di Suriah adalah atas undangan pemerintah Asad dan bahwa ia tidak memiliki rencana segera untuk mundur. Lebih dari 1.000 warga Iran, termasuk anggota senior elit Garda Revolusi, telah tewas di Suriah sejak 2012.
(fath/arrahmah.com)