TEHERAN (Arrahmah.com) – Iran dan Pakistan akan membentuk pasukan reaksi cepat bersama untuk memerangi aktivitas “militan” di perbatasan, Presiden Iran, Hassan Rouhani, menyatakan pada Senin (22/4/2019) saat konferensi pers yang disiarkan televisi dengan Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan.
Khan tiba di Iran pada Minggu (21/4) untuk membahas masalah keamanan dan regional, TV pemerintah Iran melaporkan, sehari setelah Islamabad mendesak Teheran untuk bertindak terhadap “militan” di balik pembunuhan di provinsi Baluchistan, Pakistan.
Hubungan antara Iran dan Pakistan telah menegang dalam beberapa bulan terakhir. Kedua belah pihak menuduh satu sama lain tidak melakukan cukup untuk membasmi gerilyawan yang diduga berlindung di seberang perbatasan.
“Kami sepakat untuk meningkatkan kerja sama keamanan kedua negara, pasukan perbatasan kami, pasukan intelijen kami,” kata Rouhani selama konferensi, yang disiarkan langsung di TV pemerintah. “Dan juga untuk membentuk pasukan reaksi cepat bersama di perbatasan kedua negara dalam rangka memerangi terorisme.”
Menurut Khan, aktivitas militan di perbatasan bisa menjadi sumber ketegangan.
“Alasan paling penting mengapa saya di sini, Tuan Presiden, adalah karena saya merasa bahwa masalah terorisme akan … meningkatkan perbedaan di antara negara-negara kita,” tutur Khan selama konferensi pers bersama. “Jadi, sangat penting bagi saya untuk datang ke sini bersama kepala keamanan kami dalam rangka menyelesaikan masalah ini.”
Sebuah kelompok baru yang mewakili berbagai kelompok pemberontak yang beroperasi di Baluchistan mengklaim bertanggung jawab atas serangan pada Kamis pekan lalu ketika 14 penumpang tewas setelah diculik dari bus di provinsi itu, yang berbatasan dengan Iran.
Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi, mengatakan pada Sabtu (20/4) pelatihan dan kamp-kamp logistik aliansi baru yang melakukan serangan itu berbasis di Iran dan meminta Iran untuk mengambil tindakan terhadap mereka.
Syiah Muslim Iran mengatakan kelompok-kelompok militan beroperasi dari tempat-tempat yang aman di Pakistan dan telah berulang kali meminta Islamabad untuk menindak.
Teheran telah meningkatkan keamanan di sepanjang perbatasannya dengan Pakistan setelah seorang pembom bunuh diri menewaskan 27 anggota Pengawal Revolusi elit Iran pada pertengahan Februari di Iran tenggara, yang diklaim para pejabat Iran dilakukan penyerang yang berbasis di Pakistan.
Kelompok Sunni Jaish al-Adl, yang mengatakan pihaknya mencari hak yang lebih besar dan kondisi kehidupan yang lebih baik bagi etnis minoritas Baloch, dilaporkan mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Secara terpisah, Rouhani mengungkapkan selama konferensi pers bersama bahwa Republik Islam siap membantu dengan kebutuhan minyak dan gas Pakistan. (Althaf/arrahmah.com)