TEHERAN (Arrahmah.id) – Iran telah mulai memproduksi uranium yang diperkaya hingga 60 persen di pabrik Fordo, media resmi melaporkan Selasa (22/11/2022) tentang fasilitas bawah tanah yang dibuka kembali tiga tahun lalu di tengah gagalnya kesepakatan nuklirnya dengan negara-negara besar.
Langkah itu merupakan bagian dari tanggapan Iran terhadap adopsi badan pengawas nuklir PBB pekan lalu atas mosi kecaman yang dirancang oleh pemerintah Barat yang menuduhnya tidak bekerja sama.
“Iran telah mulai memproduksi uranium yang diperkaya hingga 60 persen di pabrik Fordo untuk pertama kalinya,” lapor kantor berita ISNA Iran.
Bom atom membutuhkan pengayaan uranium hingga 90 persen, jadi 60 persen merupakan langkah signifikan menuju pengayaan tingkat senjata.
Iran selalu membantah berambisi untuk mengembangkan bom atom, bersikeras kegiatan nuklirnya hanya untuk tujuan sipil.
Di bawah kesepakatan penting yang dicapai pada 2015, Iran setuju untuk menghentikan pabrik Fordo dan membatasi pengayaan uraniumnya menjadi 3,67 persen, cukup untuk sebagian besar penggunaan sipil, sebagai bagian dari paket pembatasan kegiatan nuklirnya yang bertujuan mencegahnya mengembangkan senjata nuklir secara diam-diam.
Sebagai imbalannya, negara-negara besar setuju untuk melonggarkan sanksi yang telah mereka jatuhkan atas program nuklir Iran.
Tetapi kesepakatan itu mulai berantakan pada 2018 ketika presiden AS Donald Trump menarik Washington keluar dari perjanjian tersebut dan menerapkan kembali sanksi ekonomi yang melumpuhkan. (zarahamala/arrahmah.id)