TEHERAN (Arrahmah.id) – Militer Iran menguji drone serang baru di wilayah pesisir Teluk Oman dan dekat Selat Hormuz yang strategis pada Sabtu (31/12/2022) sebagai bagian dari latihan tahunan yang sedang berlangsung, lapor TV pemerintah.
Sementara itu, protes anti-pemerintah yang berlangsung selama lebih dari tiga bulan terus berlanjut. Video di media sosial menunjukkan protes di pasar besar Teheran dan beberapa kota besar dan kecil termasuk di wilayah Kurdi. Bagian dari bazaar Teheran ditutup setelah protes yang ditindak pihak berwenang, lansir AP.
TV pemerintah mengatakan drone serang Ababil-5 digunakan selama latihan perang untuk pertama kalinya dan berhasil mencapai sasarannya dengan bom setelah menempuh jarak 400 kilometer (250 mil). Iran telah menguji banyak drone militer lainnya selama dekade terakhir.
Drone militer telah menjadi titik pertikaian antara Iran dan Amerika Serikat dan sekutunya, yang mengklaim Teheran memasok Moskow dengan drone yang telah digunakan dalam serangan di Ukraina yang didukung Barat.
Pada November, Iran mengakui telah memasok Rusia dengan drone, menambahkan bahwa pasokan tersebut datang sebelum perang Moskow di Ukraina. Iran mengatakan berkomitmen untuk menghentikan konflik.
Selat Hormuz terletak di muara Teluk dan sangat penting untuk pasokan energi global, dengan sekitar seperlima dari semua minyak yang diperdagangkan di laut melewatinya.
Komando dan infanteri udara berpartisipasi dalam wargame, yang dijuluki “Zolfaghar-1401,” bersama dengan jet tempur, helikopter, pesawat angkut militer dan kapal selam. Militer Iran juga akan menembakkan rudal dan sistem pertahanan udara. Iran secara teratur mengadakan latihan semacam itu untuk meningkatkan kekuatan pertahanan dan menguji senjatanya.
Sejak pertengahan September, Iran diguncang oleh protes anti-pemerintah yang dipicu oleh kematian seorang wanita yang ditahan oleh polisi moralitas negara tersebut.
Demonstrasi dengan cepat meningkat menjadi seruan untuk mengakhiri lebih dari empat dekade pemerintahan yang dipimpin ulama Syiah di negara itu.
Lebih dari 500 pengunjuk rasa telah tewas dan lebih dari 18.500 orang telah ditangkap, menurut Aktivis Hak Asasi Manusia di Iran, sebuah kelompok yang memantau dengan cermat kerusuhan tersebut. Pihak berwenang Iran belum merilis angka untuk mereka yang terbunuh atau ditangkap. (haninmazaya/arrahmah.id)