TEHERAN (Arrahmah.id) — Media Iran mengungkap hasil awal investigasi terkait ledakan dahsyat yang mengguncang Pelabuhan Syahid Rajaei di Bandar Abbas, Iran selatan.
Komite investigasi menyatakan bahwa penyebab kebakaran dan ledakan disebabkan oleh kelalaian dalam penerapan prosedur keselamatan di pelabuhan tersebut. Menteri Dalam Negeri Iran, Iskandar Mu’mini, mengonfirmasi bahwa salah satu perusahaan swasta bertanggung jawab atas kelalaian ini. Para pejabat terkait telah dipanggil untuk diperiksa.
Menurut laporan Kantor Berita Fars, penyelidikan awal menunjukkan adanya bahan-bahan berbahaya yang mudah terbakar di pelabuhan, yang diimpor oleh sektor swasta. Cuaca berangin turut memperburuk situasi, menyebabkan kobaran api baru di lima titik berbeda di kawasan pelabuhan.
Korban Tewas Meningkat
Direktur Jenderal Manajemen Krisis Provinsi Hormozgan, Mehrdad Hasan Zadeh, melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat ledakan di Pelabuhan Rajaei telah meningkat menjadi 70 orang. Sementara itu, lebih dari 1.000 orang dilaporkan mengalami luka-luka, dengan 138 orang di antaranya masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Para korban dilarikan ke lima rumah sakit dengan bantuan 70 unit ambulans, termasuk 50 ambulans milik Angkatan Laut Garda Revolusi Iran.
Pihak berwenang sebelumnya telah memperingatkan risiko penyebaran gas beracun di wilayah tersebut, dan meminta warga Provinsi Hormozgan untuk tetap di dalam rumah dan mengikuti langkah-langkah pencegahan hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Tentang Pelabuhan Rajaei
Pelabuhan Syahid Rajaei, dengan luas sekitar 2.400 hektar dan kapasitas tahunan mencapai 70 juta ton barang, merupakan salah satu pelabuhan komersial utama Iran. Terdiri dari 23 dermaga dengan kedalaman 15 meter, ledakan tersebut menyebabkan kerusakan parah pada salah satu dermaga.
Ledakan besar ini terjadi pada Ahad siang (27/4) dan hingga kini mengakibatkan 18 orang tewas, 800 orang luka-luka, dan enam orang lainnya masih dinyatakan hilang. Api belum sepenuhnya berhasil dipadamkan, sementara operasi penyelamatan dan investigasi terus berlangsung di lokasi.
(Samirmusa/Arrahmah.id)