TEHERAN (Arrahmah.com) – Kementerian luar negeri Iran untuk pertama kalinya mengkonfirmasi bahwa pembicaraan telah diadakan dengan saingan regionalnya, Arab Saudi, dalam upaya untuk mengurangi ketegangan antara kedua negara dan di seluruh kawasan.
Juru bicara kementerian luar negeri Saeed Khatibzadeh mengatakan pada konferensi pers virtual pada Senin (10/5/2021) bahwa Iran selalu menyambut pembicaraan dengan rekan-rekan regionalnya dan kebijakan itu tidak berubah.
“Tapi mari kita tunggu hasil pembicaraan ini dan menilai berdasarkan hasil,” ucapnya.
Ini terjadi beberapa hari setelah seorang pejabat kementerian luar negeri Saudi mengkonfirmasi pembicaraan tersebut, juga mengatakan bahwa terlalu dini untuk membahas kesimpulan.
Tidak ada pihak yang membocorkan rincian pembicaraan tersebut, tetapi laporan mengatakan bahwa, selain hubungan bilateral, Teheran dan Riyadh berbicara tentang perkembangan di Yaman dan kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 dengan kekuatan dunia yang ditentang oleh Arab Saudi.
Koalisi militer yang dipimpin Saudi telah memerangi Houtsi Yaman selama enam tahun terakhir, menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Houtsi, yang dikatakan Arab Saudi dipersenjatai oleh Iran, baru-baru ini meningkatkan serangan mereka di tanah Saudi.
Sementara itu, pembicaraan multilateral di Wina untuk memulihkan kesepakatan nuklir Iran – yang ditinggalkan Amerika Serikat pada 2018 – kini memasuki putaran keempat dan para delegasi dalam tenggat waktu tiga bulan untuk kesepakatan sementara antara Iran dan badan pengawas nuklir global yang berakhir pada 21 Mei dan negara itu akan mengadakan pemilihan presiden pada bulan Juni.
Potensi pemulihan hubungan Iran-Saudi muncul ketika AS mengurangi kehadirannya di wilayah yang bermasalah dan telah mengakhiri dukungannya untuk perang di Yaman.
Bulan lalu, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mengatakan dia menginginkan hubungan baik dengan Syiah Iran meskipun kerajaan masih menemukan masalah dengan “perilaku negatif” Teheran.
Ketegangan antara Riyadh dan Teheran telah terjadi di seluruh wilayah dalam beberapa tahun terakhir karena mereka mendukung pihak yang berlawanan di Libanon dan Suriah. Iran mendukung Qatar ketika negara-negara Arab lainnya memberlakukan blokade yang baru dicabut pada Januari.
Iran mungkin berada di ambang meningkatkan hubungan dengan negara-negara Arab lainnya karena laporan menunjukkan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif dapat mengunjungi Uni Emirat Arab (UEA) segera.
Khatibzadeh dari kementerian luar negeri mengonfirmasi pada Senin (10/5) bahwa kunjungan Zarif ke UEA “telah menjadi agenda” dan akan terjadi ketika kondisinya tepat.
Zarif bulan lalu melakukan tur empat negara di wilayah tersebut yang membawanya ke Qatar, Irak, Kuwait, dan Oman. (Althaf/arrahmah.com)