TEHERAN (Arrahmah.id) – Iran dilaporkan telah mengerahkan sejumlah besar pasukan, yang diperkuat dengan tank-tank dan persenjataan berat, di sepanjang perbatasan baratnya dengan wilayah Kurdistan Irak di mana terdapat basis-basis beberapa partai oposisi Kurdi Iran, sumber-sumber Kurdi mengatakan.
Langkah ini diambil setelah Teheran baru-baru ini menjadi tuan rumah bagi para petinggi keamanan dan pertahanan Irak dan memperingatkan bahwa mereka akan melakukan operasi lintas batas jika pihak berwenang Irak dan Kurdi gagal melucuti senjata para pejuang Kurdi.
“Iran telah mengerahkan banyak pasukan di perbatasan bersama, mereka melakukan patroli di daerah-daerah dan Iran mengancam akan menyerang partai-partai oposisi Kurdi Iran,” kata seorang pemimpin senior di salah satu partai oposisi Kurdi Iran kepada The New Arab (7/6/2023) dengan syarat tidak disebutkan namanya.
“Bahwa Iran telah memberikan ultimatum singkat kepada pemerintah Irak dan otoritas Kurdi di wilayah Kurdistan untuk melucuti senjata kami masih merupakan rumor dan ancaman serta pengerahan militer semacam itu bukanlah hal yang baru bagi kami,” sumber tersebut menambahkan.
Pada akhir Mei, Penasihat Keamanan Nasional Irak Qasim al-Araji memimpin sebuah delegasi keamanan senior ke Iran dan mendiskusikan pengetatan keamanan perbatasan dengan para pejabat senior Iran.
Kunjungan Al-Araji juga bertepatan dengan kunjungan Menteri Dalam Negeri Irak Abdul Amir al-Shammari. Menurut media pemerintah Irak, menteri tersebut mendiskusikan isu-isu yang berkaitan dengan keamanan perbatasan bersama antara kedua negara.
Iran dilaporkan meningkatkan tekanan pada pemerintah federal Irak, serta Pemerintah Regional Kurdistan (KRG), untuk mengimplementasikan pakta keamanan baru-baru ini terkait perbatasan antara kedua negara. Perjanjian keamanan perbatasan ditandatangani pada Maret dan terutama bertujuan untuk memperketat perbatasan dengan wilayah Kurdi Irak, di mana partai-partai oposisi Kurdi Irak telah mendirikan basis. Di bawah kesepakatan keamanan, Irak berjanji tidak akan mengizinkan kelompok-kelompok bersenjata menggunakan wilayahnya di wilayah Kurdi Irak untuk melancarkan serangan melintasi perbatasan ke negara tetangganya, Iran.
Organisasi Hak Asasi Manusia Hengaw mengunggah video di Twitter yang dilaporkan mendokumentasikan Iran mentransfer senjata berat ke kota-kota berpenduduk Kurdi di Kurdistan Iran.
Partai Demokratik Kurdistan Iran (KDPI) adalah partai oposisi Kurdi Iran yang telah mengobarkan pemberontakan bersenjata melawan pemerintah Iran sejak revolusi 1979. Partai ini didirikan di Kurdistan Iran pada 1946 oleh mendiang pemimpin Kurdi Qazi Muhammad, pendiri negara Kurdi modern pertama di Mahabad.
Khalid Wanawsha, anggota komite pusat KDPI, mengonfirmasi dalam sebuah wawancara singkat dengan TNA bahwa Iran telah mengerahkan banyak pasukan, yang diperkuat dengan tank dan senjata berat di dekat perbatasan wilayah Kurdistan.
“Bagi rezim yang tidak menghormati norma dan hukum internasional, ini bukan pertama kalinya Teheran membuat ancaman seperti itu dengan menggerakkan pasukan untuk mengacaukan perbatasan dan membunuh orang,” kata Wanawsha.
“Sesuai dengan perjanjian keamanan Irak-Iran, kami mendengarnya dari kantor-kantor berita dan baik Irak maupun KRG tidak memberi tahu kami tentang isinya. Para pejabat di wilayah Kurdistan hanya mengatakan kepada kami untuk mempertimbangkan situasi politik di wilayah tersebut,” tambahnya.
“Melucuti senjata atau mengumpulkan kami di kamp-kamp tidak dapat diterima dengan cara apa pun dan ini adalah garis merah bagi kami. Sementara itu, kami akan memperhatikan prinsip-prinsip bertetangga yang ‘baik’,” tegas Wanawsha.
(haninmazaya/arrahmah.id)