TEHERAN (Arrahmah.id) — Iran diguncang demonstrasi besar di sejumlah kota termasuk ibu kota Teheran, pada Kamis (16/2/2023) lalu. Demo ini berlangsung usai beberapa pekan kondisi Iran kondusif.
Saat demo massa di berbagai kota menyerukan protes terhadap pemerintah. Mereka juga mengancam bakal menggulingkan pemerintahan rezim Iran.
Dilansir The Los Angeles Times (17/2), demo tersebut dimulai sejak Kamis (16/2) malam. Unjuk rasa digelar demi menandai 40 hari eksekusi mati terhadap demonstran yang menentang kematian Mahsa Amini.
Amini meninggal dunia pada September lalu. Ia diduga kehilangan nyawa akibat dipukul polisi moral Iran. Amini ditangkap polisi moral karena tidak memakai hijab sesuai aturan.
Tuduhan mengenai penyebab kematian Amini akibat ulah polisi moral dibantah keras Pemerintah Iran. Mereka menegaskan, Amini meninggal karena penyebab alami sebab yang bersangkutan pernah operasi otak, demikian dikutip dari Reuters.
Kematian Amini membuat Iran membara lantaran demo besar menentang pemerintah terjadi hampir sepanjang malam. Pemerintah Iran menuduh demo ditunggangi oleh musuh-musuh negara seperti Barat hingga Israel.
Setelah tenang beberapa pekan, demo besar yang terjadi di Iran tersebar lewat sejumlah video di dunia maya. Selain ibu kota Teheran, demo pecah di Karaj, Isfahan, Qazvin, Rasht, Arak, Mashhad, Sanandaj, Qorveh, dan Izeh.
Sebuah video yang belum terverifikasi memperlihatkan demo terjadi salah satu kota suci Syiah, Mashhad. Demonstran di sana berteriak: saudara ku yang mati, kami akan membalaskan darah mu.”
Sejak demo pecah September lalu, aktivis HAM mengatakan sebanyak 500 lebih demonstran terbunuh. Sebanyak 71 di antaranya adalah anak-anak.
Pemerintah Iran juga menangkap 20 ribu demonstran lainnya. Demonstran yang dieksekusi mati mencapai empat orang. (hanoum/arrahmah.id)