NEW YORK (Arrahmah.id) — Israel dan Iran saling serang dan melempar tuduhan dalam sidang darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membahas serangan Tel Aviv terhadap Teheran pada 26 Oktober lalu. Kedua negara itu saling menuduh satu sama lain telah membahayakan perdamaian Timur Tengah.
Sidang darurat Dewan Keamanan PBB digelar pada Senin (28/10/2024) atas permintaan Iran, setelah Israel melancarkan serangan udara terhadap target-target militer untuk membalas serangan rudal Teheran pada 1 Oktober lalu.
Iran menyebut serangan Israel itu memicu kerusakan terbatas di beberapa lokasi, juga menewaskan lima orang, yang terdiri atas empat tentara dan satu warga sipil.
Dalam sidang darurat Dewan Keamanan PBB itu yang digelar di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat (AS), seperti dilansir AFP dan Al Arabiya (29/10/2024), Tel Aviv maupun Teheran saling menegaskan hak mereka untuk membela diri.
“Agresi Israel terhadap Iran sudah jelas dan tidak terjadi secara terpisah, Serangan agresif ini adalah bagian dari pola agresi yang lebih luas dan berkelanjutan serta bentuk impunitas yang tidak terkendali sehingga Israel terus mengganggu stabilitas seluruh kawasan,” cetus Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani.
Dia menambahkan bahwa “pelanggaran hukum internasional yang terjadi secara terus-menerus dan secara sistematis” yang dilakukan Israel dan keterlibatan militer di wilayah Palestina, Lebanon, Suriah dan Yaman seharusnya memicu “kecaman tegas” dari Dewan Keamanan PBB.
Iravani melontarkan kembali ancaman Iran untuk membalas serangan terbaru Israel pada 26 Oktober lalu, namun dia juga mengatakan bahwa Teheran lebih memilih diplomasi.
Dalam forum yang sama, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menegaskan negaranya telah mempertahankan diri setelah serangan rudal Iran pada 1 Oktober lalu, yang melibatkan 200 rudal meskipun sebagian besar diklaim berhasil dicegat oleh pertahanan udara Tel Aviv.
“Kami berjanji bahwa tindakan mereka tidak akan dibiarkan begitu saja,” ucap Danon, merujuk pada Iran, musuh bebuyutan Israel.
“Iran telah menyebarkan kekerasan, kekacauan, dan kehancuran di seluruh Timur Tengah. Namun kekerasan ini tidak hanya terjadi di perbatasan Israel. Ini mengancam stabilitas regional, keamanan global, dan stabilitas ekonomi,” ujarnya.
“Hari ini adalah kami. Israel berada di persimpangan jalan mereka. Tetapi besok, bisa jadi negara mana saja yang memiliki perwakilan di sini. Jangan salah,” cetus Danon dalam argumennya di hadapan 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB.
Dia menyerukan sanksi keras terhadap Iran, terutama untuk mencegah negara itu mengembangkan senjata nuklir. (hanoum/arrahmah.id)