TEHERAN (Arrahmah.id) – Setidaknya 90.000 warga negara Afghanistan dilaporkan telah dideportasi oleh Iran kembali ke Afghanistan sejak Maret 2023, kata situs web resmi IRNA pada Sabtu (24/6/2023).
Para migran Afghanistan dikembalikan melalui perbatasan Islam Qala-Dogharoun yang terletak antara Herat dan Masyhad, menurut Hossein Sharafati Rad, Direktur Jenderal Urusan Imigran Asing dan Asing di Khorasan Razavi.
Deportasi termasuk mereka yang kembali secara sukarela, serta yang ditahan oleh otoritas Iran di seluruh negeri, termasuk Teheran, yang kemudian dipindahkan ke pusat penahanan di kota perbatasan Masyhad sebelum dideportasi ke Afghanistan.
Skala deportasi menyoroti penderitaan para pengungsi Afghanistan yang mencari kehidupan yang lebih baik di negara tetangga Iran, di mana mereka sering menghadapi kesulitan besar.
Banyak yang mengalami pelecehan dan permusuhan. Pada April tahun lalu, sebuah video mengejutkan muncul secara online di mana seorang pengungsi Afghanistan dibuat mengucapkan kata-kata kotor tentang Afghanistan sambil mencium kakinya dan menangis.
Penjaga perbatasan Iran juga telah berulang kali dituduh mendeportasi warga Afghanistan secara paksa, serta memukuli dan melecehkan mereka yang tinggal di kamp-kamp pengungsi di sepanjang perbatasan.
Iran adalah rumah bagi salah satu diaspora Afghanistan terbesar, berjumlah lebih dari tiga juta.
Banyak, meskipun lahir di Iran, bukan penduduk tetap negara itu, menurut UNHCR. Warga negara Afghanistan diberi status hukum yang dibatasi waktu oleh Biro Urusan Asing dan Imigran Asing Iran.
Lebih dari dua juta dari mereka tinggal di Iran tanpa dokumentasi, membuat mereka semakin dianiaya.
Apalagi, anak yang lahir dari pasangan campuran Iran-Afghanistan juga tidak berhak atas kewarganegaraan Iran.
Mayoritas penduduk Afghanistan di Iran tinggal di Mashhad, Teheran, dan Khorasan, juga di lokasi di dalam dan sekitar perbatasan. (zarahamala/arrahmah.id)