TEHERAN (Arrahmah.com) – Rezim Iran dan Suriah telah menandatangani kesepakatan kerja sama militer baru yang berupaya mendekatkan kedua sekutu melalui angkatan bersenjata mereka.
Menurut TV Al-Mayadeen, Menteri Pertahanan rezim Suriah, Ali Abdullah Ayoub, dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mohammad Bagheri, menandatangani perjanjian untuk memperluas kerja sama militer pada Rabu (8/7/2020).
Bagheri mengatakan, “Kami (Iran) akan memperkuat sistem pertahanan udara Suriah untuk memperkuat kerja sama militer antara kedua negara.”
Perjanjian tersebut menekankan perluasan kerja sama militer dan keamanan di bidang kegiatan angkatan bersenjata dan koordinasi berkelanjutan.
Seorang koresponden Al-Mayadeen melaporkan bahwa dalam percakapan hari ini, kedua belah pihak membahas situasi di Suriah dan perlunya penarikan pasukan asing yang memasuki negara itu secara ilegal.
“Undang-Undang Caesar mencegah warga Suriah dari menyediakan makanan dan obat-obatan untuk anak-anak mereka,” klaim Ali Abdullah Ayoub merujuk pada sanksi AS terhadap Suriah. “Kami berusaha menangani konsekuensi hukum ini.”
Sehubungan dengan serangan udara baru-baru ini terhadap pasukan rezim, Ayoub mengatakan: “‘Israel’ adalah mitra yang kuat dalam perang melawan Suriah,” mengklaim bahwa “kelompok-kelompok ‘teroris’ adalah bagian dari agresi ‘Israel’.”
Dia juga menekankan bahwa pasukan rezim pada akhirnya akan menang, meskipun ada upaya asing untuk mencegah keberhasilan mereka. (haninmazaya/arrahmah.com)