TEHERAN (Arrahmah.com) – Iran mengatakan akan menggunakan seluruh pengaruhnya untuk menengahi “kesepakatan damai” untuk Yaman untuk mengakhiri serangan udara pimpinan Saudi terhadap pemberontak Houtsi.
“Kami adalah kekuatan utama di wilayah ini dan kami memiliki hubungan dengan semua kelompok di berbagai negara dan kami akan menggunakannya untuk membawa semua orang ke meja perundingan, sampai titik yang kami bisa,” klaim Mohammed Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Republik Syi’ah Iran pada Rabu (15/4/2015) seperti dilansir Al Jazeera.
Zarif yang sedang mengunjungi Portugal juga mengklaim bahwa upaya membawa perdamaian untuk Yaman harus dimulai dengan premis yang benar, “bahwa kia perlu mengakhiri pemboman ini dan semua pertumpahan darah dan mencegah Al Qaeda mengambil keuntungan dari situasi buruk ini”.
“Kami memiliki pengaruh dengan banyak kelompok di Yaman, tidak hanya Houtsi dan Syi’ah,” tambahnya mengklaim.
Komentar Zarif datang sehari setelah Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi memberlakukan embargo senjata pada pemeberontak Syi’ah Houtsi, yang kedua akan disahkan tahun ini.
Resolusi yang diajukan oleh Yordania dan negara-negara Teluk Arab, juga diperlukan untuk mengusir Houtsi dari wilayah yang mereka kuasai termasuk ibukota Yaman, Sana’a.
Milisi Syi’ah Houtsi yang secara luas diyakini didukung oleh Iran, menyapu Sana’a pada bulan September dan mencoba memperluas kendali mereka di Yaman. Mereka juga memerangi Mujahidin Al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP). Houtsi menempatkan presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi dalam tahanan rumah pada bulan Februari, menuntut dia melakukan reformasi politik.
Sementara itu, pertempuran jalanan dan serangan udara yang dipimpin saudi telah mengakibatkan lebih banyak warga Yaman melarikan diri dari rumah mereka.
Kantor PBB untuk urusan kemanusiaan memperkirakan lebih dari 121.000 orang telah mengungsi di Yaman sejak kampanye koalisi pimpinan Saudi dimulai pada 26 Maret lalu.
Pertempuran berlanjut pada Rabu (15/4) dengan pasukan suku yang setia kepada Mansour Hadi menyerang pangkalan militer yang diduduki oleh pendukung mantan presiden Ali Abdullah Saleh di luar kota Marib. Pendukung Saleh bertempur di sisi pemberontak Syi’ah Houtsi. (haninmazaya/arrahmah.com)