TEHERAN (Arrahmah.com) – Gabri Hussain Ansari, wakil menteri luar negeri Iran mengatakan bahwa negaranya tidak akan mempertimbangkan permintaan kelompok oposisi Suriah untuk menarik pasukan Iran dari Suriah. Dia bahkan menyebut hal tersebut sebagai pernyataan yang “lemah” dan “hina”.
“Saya tidak akan menghiraukan pernyataan ini atau menanggapinya, karena itu adalah pernyataan yang lemah dan hina dari pihak yang melibatkan diri mereka dan orang-orang Suriah dan Timur Tengah pada umumnya dalam cobaan seperti ini,” katanya kepada media Rusia, Novosti, sebagaimana dilansir ElDorar AlShamia, Kamis (26/1/2017).
Dia bahkan berdalih bahwa masalah di Suriah muncul karena “kelompok bersenjata yang telah berusaha untuk mencapai hasil yang cepat setelah menggulingkan rezim, tetapi mereka menemukan diri mereka dalam kondisi kritis”.
Sehubungan dengan perjanjian Turki-Rusia dan pengumuman gencatan senjata di Suriah, Menteri Luar Negeri Turki mendesak Iran untuk menarik milisinya dari Suriah, termasuk milisi “Hizbullah” untuk memulai fase baru solusi politik, tapi Iran tetap bersikeras menolak.
Dikabarkan bahwa sejak saat itu Rusia-Iran mulai terjadi perselisihan, tetapi tidak ada sumber resmi untuk mengkonfirmasi hal ini.
Delegasi kelompok oposisi Suriah di Astana menolak peran Iran sebagai penjamin, atau memiliki peran apa pun dalam masa depan Suriah.
(ameera/arrahmah.com)