Iran layak disebut sebagai simbol perlawan dominasi Barat. Baru-baru ini, negeri kaum Syiah ini berhasil meluncurkan “bom pintar”. Bisa dikendalikan jarak jauh.
Di tengah ancaman sanksi Dewan Keamanan (DK) PBB atas krisis nuklirnya, Iran justru semakin gencar mengembangkan persenjataannya. Kemarin (23/8), negeri para mullah itu mengumumkan keberhasilan mereka menciptakan bom pintar (smart) seberat 900 kilogram.
Rencananya, senjata canggih teranyar buatan ilmuwan Iran itu di-launching secara resmi pekan depan. Bom pintar yang bisa dikendalikan dari jarak jauh itu dijuluki Qased atau Messenger yang artinya kurir. Konon, bom tersebut bisa dipasangkan pada jet tempur Iran buatan Amerika Serikat (AS) yang sudah agak kuno, F-4 dan F-5.
Dalam pernyataan resminya Rabu (22/8) lalu, Departemen Pertahanan (Dephan) Iran menyatakan bahwa senjata canggih itu diciptakan pakar-pakar dalam negeri. “Mereka adalah mantan pejabat Dephan yang kini menjadi tenaga operasional,” ungkap Dephan seperti dikutip Kantor berita IRNA.
Sebenarnya, desain Qased sudah diungkapkan tahun lalu. Ketika itu, Menteri Pertahanan Iran Mustafa Muhammad Najjar menyatakan, pihaknya telah merancang bom canggih yang akan segera diujitembakkan. “Hanya ada segelintir negara yang telah memiliki teknologi senjata pintar dan bisa dikendalikan,” jelas Najjar saat itu, tanpa bersedia memberikan keterangan lebih lanjut.
Belakangan, Iran semakin sering mengumumkan senjata-senjata baru yang berhasil mereka kembangkan. Awal bulan ini, negeri itu menyatakan telah memproduksi jet-jet tempur buatan dalam negeri, Azarakhsh (petir). Sebelumnya, mereka juga mengujitembakkan rudal ultra-horizon, dua torpedo, dan rudal Fajr-e Darya dalam latihan militer berskala besar di Teluk Persia.
Rencananya, senjata-senjata domestik buatan ilmuwan dalam negeri tersebut digunakan Iran untuk mengganti peralatan militer mereka yang mulai usang. Sebab, sejak embargo AS pada 1992, Iran tidak bisa bertransaksi senjata dengan negara-negara lain. Baik senjata yang sudah jadi maupun suku cadangnya.
Sementara itu, senjata dan perlengkapan militer sumbangan Barat yang saat ini masih dipakai Iran dibuat pada 1980-an.
Sumber: Hidayatullah