DAMASKUS (Arrahmah.com) – Setelah AS menyatakan akan mempersenjatai pihak oposisi Suriah pro-demokrasi, keputusan militer juga diambil oleh Iran. Situs berita Inggris Independent melaporkan pada Ahad (16/6/2013) bahwa Iran akan mengirim kontingen sebanyak 4.000 personil dari Garda Revolusi ke Suriah untuk mendukung pasukan rezim brutal Assad dalam perang yang telah berlangsung lebih dari dua tahun.
Iran saat ini sepenuhnya berkomitmen untuk mempertahankan kekuasaan rezim Assad, bahkan menurut sumber-sumber pro-Iran, negara yang juga dikendalikan oleh penguasa pro-Syiah itu bahkan sampai mengusulkan untuk membuka front baru di Dataran Tinggi Golan.
Sementara itu, pemerintah Mesir menyatakan memutuskan hubungan diplomatik dengan Suriah.
Presiden Mesir, Mohammed Morsi telah memerintahkan untuk menutup Kedubes Suriah di Kairo, seperti dilansir Al Jazeera.
Morsi juga menyerukan kelompok bersenjata “Hizbullah” untuk meninggalkan Suriah, di mana mereka telah berjuang bersama pasukan yang setia kepada Assad.
“Kami berdiri melawan ‘Hizbullah’ dalam agresi terhadap rakyat Suriah,” ujar Morsi. “Hizbullah harus meninggalkan Suriah, ini adalah kata-kata serius. Tidak ada tempat atau ruang untuk ‘Hizbullah’ di Suriah.”
Namun Morsi tidak menyatakan langkah apa yang akan diambil Mesir untuk menghadapi “Hizbullah”. Ia hanya menyerukan masyarakat internasional untuk menerapkan zona larangan terbang di wilayah Suriah. (haninmazaya/arrahmah.com)