BAGHDAD (Arrahmah.id) — Irak menyelesaikan pembangunan tembok perbatasan sepanjang 400 km yang sebelumnya dihancurkan kelompok militan Islamic State (ISIS). Pembangunan itu juga dirampungkan intuk mengantisipasi peningkatan konstelasi politik di Suriah, menurut pihak berwenang Irak.
Kepala Security Media Cell, Mayor Jenderal Tahseen Al-Khafaji menyebut penyelesaian pembangunan tembok beton merupakan salah satu upaya Irak untuk memastikan keamanan nasional dari ancaman instabilitas di Suriah.
“Kementerian Dalam Negeri dan Pertahanan, bersama dengan Komando Operasi Gabungan dan Otoritas Mobilisasi Rakyat, telah menerapkan langkah-langkah ketat selama tiga tahun terakhir untuk mengamankan perbatasan,” kata Al-Khafaji, dikutip dari Middle East Monitor (8/1/2025).
Selain tembok besar, Al-Khafaji menyebut pihaknya juga telah mengerahkan lebih banyak pasukan ke perbatasan.
“Pasukan keamanan bekerja tanpa lelah, memanfaatkan operasi intelijen dan serangan udara untuk membongkar sel-sel tersembunyi ISIS,” tegasnya.
Menurut Al-Khafaji, pekerjaan pada sisa 210-215 kilometer tembok perbatasan diharapkan selesai pada pertengahan 2025, yang secara efektif menutup perbatasan terhadap potensi pelanggaran keamanan.
Menanggapi konflik yang meningkat di Suriah, Irak telah mengambil langkah-langkah untuk mengamankan perbatasannya.
Delegasi Irak mengadakan pembicaraan di Damaskus dengan pimpinan baru Suriah untuk membahas perkembangan dan keamanan perbatasan.
Selain itu, faksi-faksi Irak bersiap untuk mengerahkan pasukan lebih jauh dari perbatasan Suriah di bawah tekanan regional dan internasional untuk mendukung fase transisi Suriah.
Para analis memperingatkan bahwa kekerasan yang baru terjadi dapat semakin mengganggu stabilitas kawasan, dengan negara tetangga Irak menjadi sangat rentan terhadap dampak berantai.
Sementara itu, tindakan Irak menggarisbawahi tekadnya untuk melindungi perbatasannya dan menjaga stabilitas di tengah meningkatnya konflik. (hanoum/arrahmah.id)