BAGHDAD (Arrahmah.com) – Baghdad memperingatkan Ankara pada Senin (7/12/2015), bahwa waktunya sudah hampir habis untuk menarik pasukan-pasukannya yang dikirim ke Irak utara tanpa izin, tapi Turki mengatakan bahwa hal itu tidak mungkin untuk dilakukan.
Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, mengatakan bahwa “hanya ada sisa waktu 24 jam,” dari 48 jam waktu yang diberikan oleh Irak kepada Turki untuk menarik tank-tank dan tentaranya yang dikirim ke pangkalan dekat Mosul, sebagaimana dilansir oleh Yahoo News.
Abadi mengunjungi markas angkatan udara Irak, dan mengatakan: “Marilah kita mempersiapkan diri dan siap membela Irak dan kedaulatannya.”
“Angkatan udara [Irak] memiliki kemampuan untuk melindungi Irak dan perbatasannya dari ancaman yang dihadapinya,” tambahnya.
Seorang pejabat senior Turki mengatakan pada Senin (7/12/2015), bahwa Ankara tidak mungkin menarik pasukannya, yang berjumlah antara 150 dan 300 tentara yang didukung oleh 20 tank, yang dikerahkan di daerah Bashiqa, dekat Mosul, Irak, dekat wilayah yang dikuasai ISIS.
“Kami berharap mereka tetap tinggal,” kata pejabat itu, meskipun “itu akan tergantung pada diskusi.”
Menteri Luar Negeri Irak Ibrahim al-Jaafari mengklarifikasi bahwa permintaan penarikan pasukan itu hanya untuk pasukan yang baru-baru ini dikerahkan ke Irak, bukan para pelatih Turki, yang telah bekerja dengan pasukan Irak di wilayah utara selama beberapa waktu.
“Permintaan Irak (untuk menarik pasukan) hanya terkait dengan pelanggaran atas kehadiran angkatan bersenjata Turki yang tanpa koordinasi dengan Irak,” Jaafari mengatakan dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier.
“Para penasehat adalah masalah lain; ada penasihat dari sejumlah negara dan kami menerima para penasihat, tetapi tidak menerima pasukan darat memasuki wilayah Irak,” kata Jaafari.
Perdana Menteri Turki Ahmat Davutoglu telah berusaha untuk mengurangi pengerahan tentara baru-baru ini sebagai “kegiatan rotasi rutin” terkait dengan upaya pelatihan, dan sebagai “penguatan terhadap risiko keamanan”.
“Mengambil sikap tegas terhadap Turki adalah apa yang harus Abadi lakukan untuk mencegah dia didepak dari jabatannya dan (agar) tetap hidup,” kata Kirk Sowell, seorang analis risiko politik yang berbasis di Yordania.
“Dia sangat lemah, sehingga dia berada di bawah tekanan dari berbagai bidang, ia tidak punya pilihan,” kata Sowell.
(ameera/arrahmah.com)