IRAK (Arrahmah.com) – Setelah rezim Shadam Husain jatuh, diinvasi militer penjajah salibis AS dan sekutunya pada 2003, pemerintahan Irak dibentuk oleh AS dan sekutunya. Pemerintahan boneka dikepalai oleh tokoh Syiah, Nuri al-Maliki dan berisikan mayoritas orang Syiah dan segelintir sunni sekuler.
Banyak tahanan politik kini mendekam di penjara-penjara sadis di Irak. Dalam sebuah wawancara Al-Jazeera Network yang ditayangkan pada Rabu Malam (4/4/2012), Tariq al-Hashemi Wakil Presiden Irak yang berasal dari “blok Sunni” mengungkapkan bahwa 90 persen tahanan di Irak adalah orang-orang Sunni.
“Lebih dari 90 persen dari tahanan di Irak adalah Sunni,” kata Hashemi, yang berjanji akan kembali ke Irak untuk melaksanakan tugas wakil presiden meskipun Maliki menuntut untuk mengadilinya, seperti yang dilansir AFP.
Hashemi melarikan diri ke wilayah Kurdi semi-otonom untuk menghindari surat perintah penangkapan terhadapnya yang dikeluarkan pada bulan Desember lalu. Karena dituduh mengerahkan pasukan maut terhadap peziarah Syiah, pejabat pemerintah dan pasukan keamanan.
Hashemi mengungkapkan bahwa ia adalah termasuk “kelima tokoh Sunni yang menjadi sasaran” oleh pemimpin Syiah yang memimpin Irak.
Selain menyinggung masalah tahanan Irak, Hashemi juga mengkritik tajam Maliki, ia mengatakan bahwa korupsi di Irak tersebar luas dan memperingatkan bahwa kebijakan perdana menteri mengancam “kesatuan Irak.”
Selain itu Hashemi juga mengungkapkan bahwa pemerintah Maliki memberikan bantuan militer untuk rezim Bashar Al-Assad – yang berarti menargetkan kaum Muslimin Sunni – dengan alasan bahwa itu merupakan dukungannya bagi kepemimpinan Suriah. (siraaj/arrahmah.com)