BAGHDAD (Arrahmah.com) - Irak menghukum mati 12 orang dengan alasan terorisme beberapa jam setelah Perdana Menteri Haider Al-Abadi menyerukan eksekusi cepat dalam menanggapi penculikan dan pembunuhan terhadap delapan anggota pasukan keamanan, kata pemerintah pada Jum’at (29/6/2018).
Abadi telah memerintahkan pada Kamis (28/6) malam, untuk memberikan “retribusi” dengan eksekusi yang lebih cepat, dari semua terpidana mati, bagi para tahanan yang telah mendapatkan putusan akhir.
“Berdasarkan perintah Perdana Menteri Haider Al-Abadi, eksekusi bagi 12 terpidana teroris, yang telah menerima putusan akhir, dilakukan pada Kamis (28/6),” kata juru bicara pemerintah dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilansir Daily Sabah.
Pasukan keamanan menemukan mayat delapan orang yang dimutilasi dan hancur akibat ledakan pada Rabu (27/6), dua hari setelah batas waktu yang ditetapkan oleh ISIS berakhir.
ISIS telah menculik anggota pasukan keamanan Irak dan menunjukkan enam dari mereka dalam sebuah video yang diposting secara online pada Sabtu (23/6). Mereka mengancam akan membunuh mereka dalam waktu tiga hari jika pemerintah tidak membebaskan tahanan Sunni perempuan.
Seorang juru bicara kementerian dalam negeri mengatakan otopsi menunjukkan orang-orang itu tewas sebelum batas waktu berakhir dan bahwa video itu adalah propaganda ISIS.
Abadi menyatakan kemenangan terakhir atas ISIS pada bulan Desember, tetapi kelompok itu masih beroperasi di daerah yang berada di sepanjang perbatasan dengan Suriah dan terus melakukan penyergapan, pembunuhan dan pemboman di seluruh Irak.
Serangan oleh kelompok tersebut telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, terutama di jalan raya yang menghubungkan ibu kota, Baghdad, dengan bagian utara negara Irak. (Rafa/arrahmah.com)