BAGHDAD (Arrahmah.id) – Pemerintah Irak telah memperingatkan bahwa mereka akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Swedia jika negara tersebut mengijinkan terulangnya aksi pembakaran Al Qur’an di depan umum bulan lalu.
Ada dugaan bahwa akan ada protes kedua di mana salinan Al-Qur’an akan dibakar di Swedia.
Hal ini terjadi hanya beberapa pekan setelah Salwan Momika (37), yang melarikan diri dari Irak ke Swedia beberapa tahun yang lalu, mengatakan bahwa ia ingin menyoroti pentingnya kebebasan berbicara ketika ia melakukan protes kontroversial pada 28 Juni dengan membakar salinan Al-Qur’an.
Peringatan Irak itu muncul setelah ratusan pengunjuk rasa menyerbu kedutaan besar Swedia di pusat kota Baghdad pada Kamis dini hari (20/7/2023), memanjat tembok dan menyalakan api kecil sebagai bentuk protes atas pembakaran Al Qur’an di Swedia, lansir Arab News.
Semua staf kedutaan di Baghdad dalam keadaan selamat, kata kantor pers kementerian luar negeri Swedia dalam sebuah pernyataan, yang mengutuk serangan tersebut dan menyoroti perlunya pihak berwenang Irak untuk melindungi misi-misi diplomatik.
Pemerintah Irak kemudian mengatakan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas kebakaran di Kedutaan Besar Swedia di Baghdad telah diserahkan ke pengadilan.
Demonstrasi pada Kamis diserukan oleh para pendukung ulama Syiah Muqtada Sadr untuk memprotes rencana pembakaran Al Qur’an yang kedua kalinya di Swedia dalam beberapa pekan terakhir, menurut postingan di grup Telegram populer yang menghubungkan ulama berpengaruh itu dengan media-media lain yang pro-Sadr.
Sadr, salah satu tokoh yang berkuasa di Irak, memimpin ratusan ribu pengikutnya yang terkadang turun ke jalan, termasuk pada musim panas lalu ketika mereka menduduki Zona Hijau yang dibentengi dengan ketat di Baghdad dan terlibat dalam bentrokan yang mematikan.
Kantor berita Swedia TT melaporkan pada Rabu bahwa polisi Swedia mengabulkan permohonan untuk mengadakan rapat umum di luar kedutaan besar Irak di Stockholm pada Kamis.
TT melaporkan bahwa pemohon ingin membakar Al Qur’an dan bendera Irak.
Serangkaian video yang diposting ke grup Telegram, One Baghdad, menunjukkan orang-orang berkumpul di sekitar kedutaan sekitar pukul 01.00 dini hari pada Kamis, meneriakkan slogan-slogan pro-Sadr dan menyerbu kompleks kedutaan sekitar satu jam kemudian. (haninmazaya/arrahmah.id)