JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menuding kemacetan parah yang kerap kali terjadi di Jakarta baik dihari sibuk ataupun di hari libur, terjadi lantaran pemilihan pejabat di Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya tidak sehat.
“Posisi strategis di lalu lintas Polda Metro Jaya seharusnya dijabat oleh orang yang mengerti kemacetan di Jakarta, sehingga bisa kurangi kemacetan. Namun karena pejabat Polda tersebut dianggap sebagai mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM), maka sering abaikan kualitas. Prioritas yang dekat dengan pejabat tinggi,” kata Neta , Kamis (2/2).
Neta menambahkan, kursi panas di bagian lalu lintas biasanya diperebutkan para oknum polisi yang berpangkat tinggi dan memasukkan keluarganya di bagian tersebut.
“Kita punya data, sejumlah pejabat di jajaran tengah Lantas Polda merupakan keluarga besar jendral, ada unsur kroninya,” terangnya
Dia menambahkan, salah satu faktor terjadinya kecelakaan lalu lintas lantaran adanya praktek suap yang dilakukan oknum polisi.
“Itu salah satu faktor, tapi tidak besar,” kata Neta.
Dan menurut Neta, salah satu cara untuk memberantas hal tersebut yaitu pengawasan ketat dari atasan.
“Atasan jangan menjadikan anak buahnya sebagai mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM), sudah waktunya pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) di lakukan dengan kerjasama dengan bank,” imbuhnya.
Neta berpendapat,ha itu dapat memutus mata rantai suap di Polri. Lalu Lintas memang dianggap sebagi lahan yang sangat basah. “Ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi Polri agar dapat berbenah diri,” tukasnya.(bilal/arrahmah.com)