JAKARTA (Arrahmah.com) – Indonesia Police watch (IPW) mengeluarkan Rilis terkait pengrusakan sejumlah kantor polisi sepanjang tahun 2011. Dalam Rilisnya tersebut Nampak bahwa terdapat peningkatan jumlah kantor polisi yang dirusak dan diserang warga masyarakat dibanding tahun sebelumnya.
“Terbukti, di tahun 2011 ada 65 kantor dan fasilitas polisi yang dirusak serta dibakar masyarakat. Yakni terdiri dari 48 kantor polisi, 12 mobil polisi, dan lima rumah dinas,” ujar Neta S.Pane Ketua IPW melalui rilisnya dikirim via email, Selasa (3/1).
Sedangkan di tahun 2010 hanya 20 kantor polisi yg dirusak dan dibakar masyarakat. Perusakan terbanyak di tahun 2011 terjadi di Batam dalam aksi buruh yang disikapi secara represif oleh polisi. Ada 18 kantor polisi yang dibakar buruh.
Peningkatan ini tentu menjadi sebuah keprihatinan dan bisa membuat wibawa Polri kian hancur. Padahal semua pihak sangat berharap aksi anarkis massa terhadap kantor polisi berkurang di tahun 2011. Tapi faktanya malah naik 325 persen lebih (45 kasus) dibanding 2010.
“Semua ini pastilah tidak berdiri sendiri, melainkan akibat sikap represif polisi yang kemudian dilawan oleh masyarakat,” paparnya.
Berikut 65 kantor/fasilitas polisi yang dirusak/dibakar massa selama 2011
– 28 Des 2011: Pos Polisi di depan kampus UMS di Sukoharjo, Jateng dirusak mahasiswa dalam aksi demo memprotes penembakan di Bima, NTB.
– 26 Des 2011: Sekitar 300 massa merusak Polsek Lembor, Manggarai NTT gara-gara tahanan polsek tersebut Arnaldus Hapong (40) tewas disiksa polisi. Aksi ini reda setelah aparat kodim setempat turun tangan.
– 26 Des 2011: Pos Polantas Jl Urip Sumarjo Makassar dirusak massa dalam aksi demo. Aksi Front Rakyat Menggugat (Forgat) dilakukan untuk memprotes penembakan aparat di Bima. Dalam aksinya, massa Forgat menyerang berbagai sisi pos polantas yang ditinggal penghuninya, dengan menggunakan batu dan balok kayu.
– 25 Des 2011: Tiga Pos Polisi dirusak ratusan mahasiswa asal Bima di Makassar, Sulsel. Massa turun ke jalan memprotes aksi penembakan warga di Pelabuhan Sape, Bima, NTB. Dalam aksinya, mahasiswa yang tergabung dlm Gerakan Masyarakat Anti Tambang (Granat) menyerang pos polisi. Yakni Pos Polisi di depan rumah jabatan Gubernur Sulsel, Pos Polisi di depan kantor konsulat Jepang, dan Pos Polisi Operasi Lilin Lipu di depan Mall Ratu Indah di Jalan Ratulangi.
– 24 Des 2011: Lima kantor polisi di Bima, NTB dirusak dan dibakar warga. Yakni kantor polres dan empat polsek. Ratusan warga yang sedang demo semakin marah setelah mendapat perlakuan represif dari polisi. Massa juga membakar rumah dinas kapolsek, empat unit asrama polisi, dan gedung BTN. Kantor unit pelaksana teknis daerah kehutanan, kantor dinas pemuda dan olahraga, tiga bangunan BTN, gedung kantor urusan agama, dan 25 rumah warga dirusak.
– 28 Nov 2011: Ratusan warga di Desa Gunung Endut, Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi, merusak tiga Pos Polisi (Pospol). Yakni, Pospol Simpang Tiga Cibadak, Pospol Pasar Cibadak, dan Pos Lalu Lintas Pamuruyunan. Sikap anarkis ini dilakukan massa, pasca mengikuti sidang penganiayaan yang menewaskan Genta (20) di PN Cibadak.
– 24 Nov 2011: Delapan belas pos polisi dan 11 mobil polisi di Batam dibakar ribuan massa buruh yang demo. Pos polisi yang dibakar itu antara lain Pos Lubuk Baja, Simpang Kabil, Pinguin, Simpang Jam, Pelita, Jodoh, Muka Kuning, Batam Center, Nagoya Hills, Nagoya Niaga, Simpang Panbil, Perumahan Aviari, dan Simpang Harmoni.
– 20 Nov 2011: Tujuh Pos Polisi dirusak massa di Ambon, Maluku pasca pemakaman Dany Polanunu (17) yg tewas diduga akibat dipukul polisi lalulintas. ketujuhnya adalah kantor Dirlantas Polda Maluku, Pospol Tugu Trikora, Pospol Jl Babullah, Jl Samratulangi, Ambon Plaza, Mardika, dan Batu Merah.
– 28 Ags 2011: Satu mobil patroli Polsek Cireunghas, Kota Sukabumi jadi korban amukan warga Kampung Cikaso, Desa Cibencoy. Aksi ini dipicu tindakan polisi yang melarang warga bermain bedil lodong (meriam tradisional terbuat dari bambu). Mobil patroli itu nyaris dibakar warga.
– 21 Ags 2011: Pos Polantas di Jl Iskandar Muda, Medan, dirusak gerombolan genk motor. Kaca pos polisi pecah terkena lemparan batu. Beberapa rumah makan yang tutup, juga menjadi korban kebrutalan massa.
– 2 Juni 2011: Polsek Uluere, Bantaeng, Sulawesi Selatan, porak poranda setelah ribuan warga dari tiga desa melakukan penyerangan. Polsek itu rata dengan tanah setelah dibakar massa. Aksi ini merupakan buntut penembakan yang dilakukan polisi kepada tiga warga yang diduga sebagai pelaku pencurian. Akibat penembakan itu satu tewas dan dua lainnya luka-luka. Ketiganya ditembak saat sedang menghadiri resepsi pernikahan.
– 17 Mei 2011: Polsek Kampar, Riau dirusak belasan orang. Massa menghancurkan kursi dan meja. Massa berambut cepak itu datang untuk membebaskan seorang sopir truk pengangkut kayu tanpa dokumen. Selain mencari kapolsek, massa juga sempat membakar kursi plastik yang ada di ruang piket.
– 9 Mei 2011: Pos Polmas di Palu, Sulteng dirusak massa yang kecewa karena teman mereka tertembak aparat Polres Donggala saat membubarkan bentrokan antar dua kelompok massa di daerah tersebut.
– 15 April 2011: Mesjid Ad Zikra di Polresta Cirebon dibom, 1 tewas (pelaku bom bunuh diri) dan 30 luka, termasuk kapolresta.
– 13 April 2011: Polsek Kamu, Dogiyai, Papua dirusak massa dan anggotanya Mardi Marpaung dikeroyok dan senjata apinya dirampas. Perusakan ini bermula dari penangkapan terhadap sejumlah orang yang bermain togel. Lalu muncul aksi demo yang menuntut pembebasan dan berlanjut pada kerusuhan, 4 truk, 27 motor, 48 kios dirusak massa.
– 6 April 2011: Pos Polisi Parkir Timur Jakarta dirusak massa dalam keributan usai pertandingan antara Persija vs Persiwa. Dalam peristiwa itu Kapolsek Cempaka Putih Kompol Djoko Dwi luka-luka.
– 17 Maret 2011: Sebanyak 40 anggota Marinir Lantamal XI Merauke, Papua, menyerang bangunan Satuan Lalu Lintas di jalan raya Mandala, Kota Merauke. Tak ada korban jiwa dalam insiden ini. Letusan senjata api sempat terdengar dari kedua kelompok yang bertikai.
– 23 Februari 2011: Ratusan warga mengepung dan melempari Polsek Kampar, Riau dengan batu. Akibatnya polsek rusak parah. Warga menyerbu untuk menuntut pembebasan seorang warga yang diduga salah tangkap oleh polisi.
Tambah Neta, Kapolri di tahun 2012 ini harus terus menerus mengingatkan anak buahnya agar tidak arogan dan tidak represif, tapi konsisten menjalankan tugas sebagai polisi sipil yang profesional serta proporsional.
Sebab jika polisi terus menerus arogan dan represif, masyarakat bukannya takut, melainkan makin nekat untuk melakukan perlawanan terhadap polisi.(dbs)
(Bilal/arrahmah)