JAKARTA (Arrahmah.com) – Hingga 23 Desember ini catatan Indonesia Police Watch (IPW) ada 41 polisi tewas sepanjang 2014. Aneka rupa penyebab mulai dari ditembak pelaku kriminal hingga kecelakaan lalu lintas. Untuk keseleuruhan Indonesia, tercatat Kota Jakarta menjadi yang paling rawan.
“Sepanjang tahun 2014 jumlah polisi tewas di seluruh Indonesia mencapai 41 orang dan luka 42 orang. Angka ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2013 lalu, yang 27 polisi tewas dan 72 luka atau 2012 yang 29 poliisi tewas dan 14 luka atau 2011 yang ada 20 polisi tewas,” jelas Presidium IPW Neta S Pane, Selasa (23/12/2014).
Neta menjelaskan, polisi tewas akibat ditembak pelaku kriminal atau ditembak sesama polisi menduduki ranking tertinggi penyebab kematian polisi di 2014, dengan jumlah 14 polisi tewas dan 12 luka. Ranking kedua kecelakaan lalulintas, ada 10 polisi tewas dan 5 luka. Ketiga, polisi dikeroyok massa, 5 tewas dan 12 luka. Keempat, polisi dibacok, 3 tewas dan 6 luka. Penyebab lainnya membuat 9 polisi tewas dan 7 luka.
“Kawasan yang paling rawan bagi kematian polisi adalah Jakarta. Di ibu kota ini ada 12 peristiwa yang menyebabkan 4 polisi tewas dan 9 luka. Posisi kedua Jabar dengan 10 peristiwa yang menyebabkan 8 polisi tewas dan 6 luka. Papua ada 9 peristiwa yang menyebabkan 8 polisi tewas dan 10 luka. Jatim ada 7 peristiwa yang menyebabkan 5 polisi tewas dan 4 luka. Riau 4 peristiwa yang membuat 2 polisi tewas dan 2 luka. Sulsel 3 peristiwa dengan 1 polisi tewas dan 2 luka,” urainya.
Neta juga menyampaikan, yang menarik kawasan yang selama ini rawan konflik seperti Aceh, Maluku, dan Sulteng ternyata di 2014 menjadi daerah yang relatif aman bagi polisi, meski di Sulteng ada satu polisi tewas.
Tingginya angka kematian polisi saat menjalankan tugas ini perlu dicermati Mabes Polri, apalagi trennya meningkat sejak 5 tahun terakhir. Yang paling memprihatinkan lagi adalah tren kematian polisi akibat ditembak rekannya sendiri yang terus meningkat, yang menunjukkan sesama polisi tidak bisa menahan emosi dan lebih mengedepankan arogansi.
“Diharapkan di 2015, jajaran Polri lebih bisa mawas diri, terlatih, peka, tidak emosional dan arogan, sehingga angka kematian polisi saat bertugas bisa ditekan dan tidak menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan,” tutupnya. (azm/detik/arrahmah.com)