JAKARTA (Arrahmah.com) – Liputan lapangan adalah darah wartawan, konfirmasi adalah nafasnya begitu untaian kalimat yang diperoleh saat pelatihan jurnalistik. Berbanding lurus dengan kalimat itu, sebagai upaya mendapatkan fakta yang sesungguhnya terjadi di medan jihad Suriah tiga wartawan yang tergabung di Jurnalis Islam Bersatu (JITU) kembali bertolak ke bumi jihad yang penuh keberkahan itu untuk melakukan peliputan
Ketiganya adalah Ubay Salman dari Salam-Online.com, Muhammad Pizaro dari Islampos.com serta Niesky dari grup media Hidayatullah. Turut serta dalam tim ustadz Abu Harits dari FIPS (Forum Indonesia Peduli Syam) yang telah berpengalaman bolak-balik ke Suriah.
Saat ditanya tujuan keberangkatan tim JITU kali ini, Sekjen JITU Muhammad Pizaro mengungkapkan, kedatangan mereka ke wilayah konflik Suriah berharap bisa memberikan gambaran nyata tentang apa yang sebenarnya terjadi di sana.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa JITU ke Suriah sebagai bagian dari upaya membiasakan jurnalisme ‘tabayun” terutama dalam kasus Suriah. Menurutnya berita-berita yang banyak beredar di media, kebanyakan tidak sepenuhnya benar, untuk itulah harus ada investigasi serta liputan lapangan langsung dari wilayah konflik tersebut.
“Ini bagian dari upaya membiasakan adanya jurnalisme tabayun, jadi kami sebagai jurnalis ingin berita khususnya soal Suriah bisa benar-benar sesuai dengan fakta yang ada di lapangan bukan hanya sekedar katanya,” kata Pizaro jelang keberangkatan tim JITU di bandara Soekarno-Hatta, lansir Islampos Kamis (10/4/2014).
Adapun rangkaian kegiatan tim JITU pertama kali adalah meliput muktamar ulama Suriah di Turki. “Pertama kami akan meliput muktamar ulama Suriah di Istanbul (Turki), di sana kami berharap bisa bertemu dan mewawancarai berbagai ulama Suriah terkemuka seperti Syaikh Ash Shobuni, syaikh Usamah Ar-Rifai dan yang lainnya untuk membincangkan prospek Suriah di masa depan,” ujar Pizaro
“Setelah dari Turki, Insya Allah kami akan masuk ke Suriah, ke berbagai wilayah yang ada di Suriah untuk bertemu langsung dengan rakyat, katibah mujahidin serta ulama-ulama Suriah yang ada di sana. Termasuk ke daerah pengungsian yang merupakan korban kekejian dari rezim Bashar Al-Assad,” tambah penulis buku Zionis dan Syiah bersatu hantam Islam ini. (azm/arrahmah.com)