GAZA (Arrahmah.id) – Meskipun militer ‘Israel’ menyangkal berada di area tersebut pada hari ketika Hind Rajab yang berusia enam tahun dan enam anggota keluarganya terbunuh di Gaza, investigasi Sky News menemukan bahwa kehadiran tentara di area tersebut “tidak dapat disangkal.” Dua paramedis yang mencoba menyelamatkannya juga tewas.
Saluran tersebut menganalisis citra satelit, materi pers militer ‘Israel’, dan mewawancarai ahli senjata dan forensik.
Peristiwa itu terjadi pada 29 Januari, ketika Hind dan kerabatnya mencoba mengungsi dari lingkungan Tel al Hawa yang sedang diserang ‘Israel’ hari itu, kantor berita Anadolu melaporkan.
Keluarga itu terbagi menjadi dua kelompok, Hind dan enam orang lainnya, yaitu: paman ibunya, Bashar Hamada; istrinya, Ana’am; dan keempat anak mereka – Layan, Raghad, Sarah, dan Mohammad; masuk ke dalam mobil hitam kecil sementara sisanya berangkat dengan berjalan kaki.
Beberapa menit setelah meninggalkan lokasi, mobil tersebut diserang tembakan di dekat sebuah pom bensin, hanya 350 meter dari titik awalnya.
Ibu Hind, Wissam Hamada, yang berjalan kaki, menyaksikan serangan itu tetapi awalnya tidak dapat memahami bahwa mobil putrinya menjadi sasaran.
'I'm so scared, please come.'
Heartbreaking final moments of a five-year-old girl killed in Gaza.
🔗 Read more
https://t.co/P5UJMDwNWS— Sky News (@SkyNews) October 8, 2024
Tangisan Putus Asa
Setelah berjam-jam mencoba menghubungi orang-orang di dalam kendaraan, Layan yang berusia 15 tahun, berhasil menjawab panggilan telepon. Ia melaporkan bahwa semua orang di dalam sedang “tidur”, sementara ia dan Hind terluka.
Layan akhirnya menyerahkan telepon itu kepada Hind, yang teriakan putus asanya untuk minta tolong terhenti oleh tembakan baru.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mencoba mengirimkan ambulans tetapi memerlukan persetujuan militer ‘Israel’ untuk memasuki daerah yang telah menjadi zona militer terbatas itu.
Meskipun mendapat lampu hijau setelah beberapa jam, operasi penyelamatan berakhir tragis. Ambulans yang dikirim dari Rumah Sakit Al-Ahli ditembaki saat mendekati lokasi kejadian, menewaskan kedua paramedis di dalam kendaraan.
Kehadiran Kendaraan Militer
Penyelidik Sky News memperoleh citra satelit dan memeriksa materi pers tentara ‘Israel’, dan menyimpulkan bahwa beberapa kendaraan militer beroperasi di sekitar lokasi kejadian pada saat insiden terjadi, bertentangan dengan klaim militer ‘Israel’ bahwa tidak ada pasukan yang hadir.
Saluran tersebut memeriksa citra satelit yang diambil pada 29 Januari, hari terjadinya serangan.
“Gambar itu menunjukkan sedikitnya 15 kendaraan militer di lingkungan Tel al Hawa – tempat mobil keluarga itu ditemukan. Kendaraan militer terdekat hanya berjarak 300 meter. Satu citra satelit diambil pada pukul 16.31 waktu setempat – lebih dari satu jam sebelum PRCS mengatakan telah menerima persetujuan untuk mengirim ambulans,” kata laporan itu.
“Citra satelit yang diambil beberapa hari setelah serangan menunjukkan betapa besarnya kehadiran militer, dengan sedikitnya 13 kendaraan militer terlihat pada 7 Februari. Sehari kemudian, pada 8 Februari, sedikitnya sembilan kendaraan militer terlihat di daerah dekat Universitas Islam di Kota Gaza,” lanjut laporan itu.
‘Senjata kaliber besar’
Tentara ‘Israel’ awalnya membantah terlibat sebelum mencabut siaran pers yang mengonfirmasi kehadirannya di lingkungan Tel al Hawa pada saat serangan.
Kerusakan pada ambulans, yang ditemukan hangus dan terbengkalai beberapa hari kemudian, menunjukkan bahwa senjata kaliber besar telah mengenainya, sementara mobil keluarga tersebut memiliki puluhan lubang peluru di sisi kanannya.
Sky News menganalisis rekaman video mobil dan ambulans untuk memastikan kerusakan pada kendaraan. Media itu mengutip Amael Kotlarski, manajer tim senjata di JANES, yang menyediakan analisis keamanan dan pertahanan, yang mengatakan bahwa kerusakan tersebut menunjukkan “ambulans itu terkena ‘senjata kaliber besar’, dengan lubang keluar proyektil terlihat di bagian belakang kendaraan.”
PRCS telah menyatakan bahwa ambulansnya tidak memasuki zona militer tanpa koordinasi terlebih dahulu karena seringnya terjadi insiden paramedis yang menjadi sasaran pasukan ‘Israel’.
Namun, militer ‘Israel’ mengklaim bahwa ambulans tersebut tidak memerlukan koordinasi khusus, dengan alasan tidak adanya pasukan di daerah tersebut pada saat itu.
“Saya Butuh Keadilan”
Sky News mengatakan bahwa mereka “menemukan lokasi rekaman IDF yang dirilis pada 10 Februari, yang menunjukkan tiga pasukan – Brigade 401, Shayetet 13 dan Batalyon 52 beroperasi kurang dari 650 meter dari mobil tempat Hind ditemukan.”
“Meskipun tidak jelas tanggal pasti rekaman dalam rilis tersebut direkam, kehadiran IDF di area tersebut tidak dapat disangkal,” kata saluran tersebut.
Ibu Hind, Wissam Hamada, menyerukan agar “mereka yang melakukan kejahatan brutal ini” “diminta mempertanggungjawabkan perbuatannya.”
“Saya butuh keadilan untuk putri saya,” katanya kepada Sky News.
Pada 30 April, pengunjuk rasa mahasiswa Universitas Columbia mengambil alih Hamilton Hall dan menamainya Hind’s Hall, sambil menjatuhkan spanduk besar melalui jendela di atas pintu masuk gedung.
Penyanyi dan penulis lagu Amerika, Macklemore, telah memberi nama dua lagu untuk menghormatinya; Hind’s Hall dan Hind’s Hall 2. (zarahamala/arrahmah.id)