(Arrahmah.com) – Pesawat tempur dan helikopter tempur penjajah salibis Perancis telah membombardir mujahidin Anshar Ad-Din dan Al-Qaeda Negeri Maghrib Islam (AQIM) sejak Jum’at (11/1/2013) dalam pertempuran di kota Sevare dan Kona, Mali Utara. Invasi militer telah digelar negara penjajah salibis Perancis di Mali Utara.
Presiden Perancis Francois Hollande, Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius dan Mentri Pertahanan Perancis Jean-Yves Le Drian menggebu-gebu menggalang dukungan Inggris, Amerika, Barat dan ECOWAS untuk segera menerjunkan pasukannya dalam rangka dukungan terhadap invasi militer salibis internasional tersebut.
Dunia internasional saat ini sedang mengikuti berita dan perkembangan invasi militer ttersebut dengan penuh tanda tanya. Banyak pihak yang masih belum memahami hakekat persoalan yang terjadi di Mali Utara dan invasi militer tersebut. Lebih banyak lagi pihak yang mempertanyakan dampak invasi militer tersebut terhadap aspek ekonomi, politik dan keamanan Negara Mali, negara-negara Afrika Barat dan Barat sendiri.
Seberapa jauh persiapan dan kemampuan mujahidin Anshar Ad-Din dan Al-Qaeda Negeri Maghrib Islam (AQIM) untuk melawan invasi militer “keroyokan” tersebut? Apa upaya kedua kelompok jihad Islam tersebut untuk menggalang dukungan dari rakyat Mali, negara-negara Afrika Barat dan dunia Islam pada umumnya? Bagaimana pandangan kedua kelompok jihad Islam itu terhadap rakyat negara-negara Afrika Barat dan Barat sendiri?
Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, kami menurunkan terjemahan dari video Amir Mujahidin Al-Qaeda Negeri Maghrib Islam (AQIM), asy-syaikh al-mujahid Abu Mush’ab Abdul Wadud hafizhahullah. Video yang dirilis oleh Yayasan Al-Andalus, sayap media AQIM dan Markaz Al-Fajr lil-I’lam pada 3 Desember 2012 tersebut berjudul Ghazwu Mali…Harbun Faransiyatun bil-Wakaalah atau Invasi Militer ke Mali…Perang Agen Perancis.
Dalam video yang berdurasi 26 menit 11 detik dan dipublikasikan sekitar lima minggu sebelum dimulainya invasi militer Perancis di Mali Utara tersebut, syaikh Abu Mush’ab Abdul Wadud menyampaikan enam pesan.
Pesan pertama membongkar tujuan sebenarnya dari invasi militer yang digelar Perancis, Barat dan ECOWAS di Mali Utara.
Pesan kedua menjelaskan tujuan mujahidin adalah melindungi agama, tanah air dan kepentingan kaum muslimin dengan melawan penjajahan kekuatan zionis-salibis internasional dan menghentikan intervensi mereka atas urusan dalam negeri kaum muslimin.
Pesan ketiga merupakan ucapan selamat kepada para pemuda Mali Utara yang bergabung dengan mujahidin untuk menegakkan proyek penerapan syariat Islam. Pesan itu juga menyerukan kepada rakyat muslim Mali, para ulama, juru dakwah, pemuda, orang tua, orang-orang cerdas dan cendekiawannya serta seluruh sukunya untuk melindungi proyek penerapan syariat Islam dengan mendukung mujahidin Anshar Ad-Din.
Pesan keempat merupakan seruan kepada bangsa-bangsa Afrika untuk mendukung mujahidin dan menentang kezaliman penjajah salibis Barat.
Pesan kelima merupakan seruan kepada bangsa Perancis untuk melawan kebijakan invasi militer Presiden Perancis dan melengserkannya guna menghindarkan rakyat Perancis dari krisis ekonomi dan politik yang lebih parah.
Pesan keenam merupakan pernyataan sikap tegas kepada Presiden Perancis dan para pemimpin negara ECOWAS yang terlibat dalam invasi militer di Mali Utara. AQIM menjanjikan perang gerilya dalam jangka panjang yang akan menguras habis kemampuan ekonomi dan militer para aggressor. AQIM juga menjanjikan serangan terhadap kepentingan-kepentingan penjajah salibis Perancis di Afrika Barat.
Video pernyataan sikap Amir AQIM tersebut merepresentasikan kematangan visi ideologi, ekonomi, politik dan militer mujahidin AQIM dan Anshar Ad-Din. Dengan dimulainya invasi militer pasukan udara Perancis di Mali Utara pada Jum’at (11/1/2013) lalu, maka genderang jihad Islam versus perang salib baru telah dimulai di bumi Afrika Barat. Dengan izin Allah, padang sahara Afrika Barat akan mengubur tentara penjajah salibis Barat dan sekuleris Afrika Barat agen Barat. Insya Allah.
Invasi Militer ke Mali…Perang Agen Perancis
Muharram 1434 H – Desember 2012 M
(وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ)
“Dan mereka akan senantiasa memerangi kalian sehingga mereka memurtadkan kalian dari agama kalian jika mereka mampu. Maka barangsiapa di antara kalian murtad dari agamanya kemudian ia mati dalam keadaan kafir, niscaya mereka itu telah terhapus amal kebajikannya di dunia dan di akhirat kelak mereka adalah penduduk neraka, kekal mereka di dalamnya.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 217)
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Saudara-saudaraku kaum muslimin di semua tempat…
As-salamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh…
Pesan saya ini datang pada saat Perancis dan negara-negara salibis Barat menabuh gendering perang melalui agennya di kawasan pesisir Afrika (Afrika Barat). Pada waktu ini yang semestinya dikeluarkan resolusi internasional dan resolusi regional untuk menghentikan pembantaian demi pembantaian yang dilakukan oleh rezim biadab Suriah terhadap anak-anak, wanita dan rakyat muslim Suriah…dalam waktu yang sulit ini, justru Dewan Keamanan PBB mengeluarkan rezolusi no. 2071 yang memberikan lampu hijau bagi penjajahan terhadap negeri kaum muslimin di Mali, negeri yang miskin di mana penduduknya mengalami kemiskinan, kelaparan dan ketidak berdayaan akibat kekayaan alamnya dirampok oleh salibis Barat.
Setelah perampokan kekayaan alam tersebut, maka resolusi yang zalim ini datang untuk menambahkan penjajahan secara langsung dan perampokan lebih jauh, sebagai tambahan dari penjajahan terhadap Palestina, Irak, Afghanistan dan Somalia.
Ini adalah sebuah serial baru dari serial-serial invasi zionis-salibis terhadap negeri-negeri kaum muslimin, yang menjelaskan dengan sangat terang rambu-rambu hukum rimba internasional yang terfokus pada gabungan dari standar penilaian dan kebijakan zalim yang diterapkan oleh pihak-pihak yang kuat terhadap pihak-pihak yang lemah, dipaksakan oleh para tirani terhadap orang-orang yang tertindas.
Siapa yang bisa membayangkan atau terbetik dalam benaknya akan digelar pertemuan-pertemuan (negara-negara salibis Barat dan Afrika Barat) yang begitu cepat, mobilisasi dan tatap muka digalakkan pada zaman yang berat ini sehingga terjadi pertemuan-pertemuuan PBB, DK PBB, Uni Eropa dan Uni Afrika?
Bukan untuk menjatuhkan sang jagal durjana Bashar Asad, juga bukan menghentikan kebiadaban Israel yang terus berlanjut terhadap rakyat kita yang terkepung di Gaza…namun justru untuk memerangi Mali dengan dalih mencegah kaum muslimin di Mali dari pemberlakuan hukm syariat Islam di sana dan untuk menghentikan “bahaya Islam yang menyerang”, yang jaraknya dari Eropa tak lebih dari 3000 km belaka, seperti klaim mereka!
Sungguh Maha Benar Rabb kita Yang berfirman:
(وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا)
“Dan mereka akan senantiasa memerangi kalian sehingga mereka memurtadkan kalian dari agama kalian jika mereka mampu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 217)
Wahai kaum muslimin yang tertindas….
Wahai rakyat Afrika yang kekayaan alamnya dirampok oleh Perancis…
Wahai penduduk dunia yang merindukan penegakan keadilan di antara seluruh umat manusia..
Hari ini kita berada di hadapan kesempatan sejarah yang sangat penting, dimana kebohongan terhadap penduduk dunia kembali dipasarkan dan metode-metode penyesatan ala setan dikloning kembali…ini adalah suatu kesempatan yang menarik memori kita ke belakang…mengingatkan kita akan hari-hari sebelum terjadinya invasi militer ke Irak, mengingatkan kita akan kebohongan terbesar Amerika yang dijajakan oleh George W. Bush dan Collin Powel dengan tujuan menggalang kekuatan untuk melangsungkan peperangan. Apakah kalian bisa mengingat hal itu? Itulah kebohongan tentang senjata kimia dan bahwa Shadam Husain memiliki kaitan erat dengan jaringan Al-Qaeda dan Abu Mush’ab Az-Zarqawi.
Hari ini, inilah dia negara salibis Perancis mengulang skenario Amerika untuk menjustifikasi invasi militernya, memainkan peranan kotor dan buruk yang sama…maka Menteri Luar Negeri Perancis lari kesana dan kemari untuk menggerakkan dunia agar memerangi Mali dengan cara membuat-buat kebohongan-kebohongan palsu yang menjustifikasi peperangan yang zalim ini, yang dipaksakan oleh Perancis kepada semua pihak, terutama kepada Afrika dan negara-negara pesisir (Afrika Barat).
Inilah dia (Presiden Perancis) Francois Hollande berbohong dan menjadikan Al-Qaeda Negeri Maghrib Islam sebagai “hanger pakaian” tempat ia menggantungkan kegagalan-kegagalan politik dalam negerinya….agar ia bisa menyembunyikan di baliknya tujuan-tujuan berbahaya dan membawa bencana yang akan menyebabkan penjajahan, pencabik-cabikan dan penghancuran terhadap Mali…di mana pecahan-pecahan bencana tersebut akan berhamburan mengenai setiap Negara tetangga dalam kawasan Afrika Barat, tidak mungkin tidak hal (kehancuran luas di kawasan Afrika Barat) itu pasti akan terjadi.
Kita mendengar dan menyaksikan sendiri pada hari ini bagaimana media massa Perancis menempuh taktik terror dan berbohong kepada dunia, kepada penduduk Afrika, kepada penduduk Perancis…membodohi penduduk Perancis sendiri dan mengesankan kepada mereka bahwa ada ratusan mujahidin dari Perancis dan Arab yang mengalir ke wilayah Mali, setelah itu mereka akan berangkat untuk menyerang Eropa…menyebar di Afrika dan memerangi penduduk Afrika. Ini adalah cara-cara kebohongan yang selalu menjadi kebiasaan para rezim tiran, sejak George Bush, Qaddafi, Bashar Ashar dan kini diulangi lagi oleh Hollande.
Dari titik tanggung jawab sejarah dan guna menjelaskan beberapa kenyataan serta membuat beberapa poin penjelasan penting, dalam surat ini saya hendak menyampaikan beberapa surat kepada beberapa pihak.
Pesan pertama
Saya ingin membongkar tujuan-tujuan tersembunyi dan sebab-sebab sebenarnya yang melatar belakangi invasi militer yang melalui agennya Perancis ingin memaksakan kehendaknya kepada bangsa-bangsa di kawasan (Afrika Barat) ini.
Tujuan tersembunyi dan sebab sebenarnya adalah Perancis ingin mendapatkan tambahan jaminan untuk merampok kekayaan kaum muslimin dan bangsa-bangsa Afrika dengan terus mengalirnya secara deras Uranium dan minyak bumi kepada industri Perancis tanpa Perancis membayar harga semestinya, dengan menguras tenaga dan keringat para pekerja Nigeria yang miskin. Sehingga perbendaharaan emas dan perak di Mali dan negara-negara sekitarnya bisa dirampok oleh Perancis dengan harga paling murah, sementara bangsa Mali tetap mendekam dalam kubangan lumpur penderitaan dan kemiskinan. Sehingga anak-anak Eropa tetap bisa menikmati lezatnya coklat, di saat anak-anak Mali menangis di ladang-ladang Kakao di wilayah pedalaman.
Di samping itu, ada kedengkian salibis hitam yang turun-menurun dalam perasaan dan lubuk hati Perancis, yang membuat Perancis menodai kehormatan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam dengan cara mempublikasikan gambar-gambar yang melecehkan beliau shallallahu ‘alaihi wa salam; Perancis juga melarang para muslimat di Perancis dari hak privat mereka untuk memakai niqab (cadar), Perancis menekan kaum muslimin di sana. Kedengkian yang sama telah mendorong Perancis untuk memobilisasi peperangan yang mencegah kaum muslimin dari hak mereka untuk hidup dengan berkomitmen kepada syariat mereka dan keislam an mereka di negeri mereka sendiri yang 90 persen warganya adalah muslim.
Secara sederhana saja sudah sangat jelas bahwa ini adalah perang Perancis yang zalim dengan memakai agennya, didorong oleh ambisi material yang bercampur baur dengan kedengkian salibis terhadap Islam dan kaum muslimin.
Guna merealisasikan ambisi-ambisinya, setiap hari Perancis rajin melakukan intervensi dan menempatkan kekuatan militernya yang pada gilirannya akan menjadi penempatan permanen di Mali Utara.
Bukan itu saja. Bahkan hal itu barulah langkah pertama, jika Perancis sukses —dengan izin Allah, Perancis tidak akan sukses— akan menjadi benteng pertahanan yang kokoh, darinya Perancis akan melanjutkan rencana-rencana setannya yang berporos pada taktik menyalakan konflik-konflik di kawasan Afrika Barat dan mendorong pencabik-cabikan wilayah-wilayah yang telah lebih dahulu tercabik-cabik. Sehingga rencana jahat Perancis ini bukan saja mengancam Mali, namun juga mengancam seluruh negara di Kawasan ini dengan bencana, peperangan dan pencabaik-cabikan wilayah. Pembagian negara Sudan belum berlalu lama dari ingatan kita semua.
Pesan Kedua
Saya ingin menegaskan bahwa tanzhim Al-Qaeda belum dan tidak akan menjadi sebuah ancaman, tidak bagi Mali, tidak bagi negara-negara tetangga, tidak pula bagi negara-negara Afrika, tidak seperti berita bohong dan klaim palsu Perancis. Sebab tujuan mujahidin sudah jelas, yaitu membela agama mereka dan kepentingan-kepentingan umat mereka dengan cara menargetkan aliansi zionis-salibis sehingga aliansi zionis-salibis menghentikan penjajahannya terhadap negeri-negeri kaum muslimin dan intervensi mereka terhadap urusan dalam negeri kaum muslimin.
Adapun negara-negara tetangga Mali dan negara-negara Afrika, maka tidak menjadi target-target kami kecuali sebatas pembelaan terhadap nyawa kami. Oleh karena itu para pemimpin negara-negara tersebut jangan sampai terseret kepada peperangan yang sebenarnya bukan peperangan (untuk kepentingan) mereka; mereka harus belajar dari kesalahan-kesalahan orang lain; mereka harus mengetahui bahwa Perancis hanya menginginkan kepentingan Perancis, bukan kepentingan mereka. Perancis ingin menjadikan kepala negara-negara Afrika, tentara mereka dan rakyat mereka sebagai bahan bakar bagi gejolak api yang kobarannya akan menjangkaui ibukota-ibukota negara mereka; sementara pada saat yang rakyat Perancis merasakan keamanan, menikmati kekayaan alam negara-negara Afrika dan berlindung di balik lautan yang jauh.
Oleh karena itu saya nasehatkan kepada para pemimpin negara-negara Afrika, janganlah mereka berbaris di belakang (Presiden Perancis) Francois Hollande jika mereka benar-benar menginginkan kebaikan bagi negara dan rakyat mereka. Hendaknya mereka mengambil pelajaran dari kata pepatah yang berbunyi: “Jika rumahmu terbuat dari kaca, maka janganlah engkau melempari manusia dengan batu!”
Sudah sama-sama diketahui bahwa “rumah” Aljazair terbuat dari kaca, demikian juga “rumah” Senegal, Niger dan Mauritania. Dari arah kami sendiri, kami tidaklah berambisi dan tidak memiliki keinginan untuk melempari “rumah-rumah” tersebut dengan batu, kecuali jika batu-batu mereka mengenai kami, maka pada saat tersebut kami terpaksa akan melempari “rumah kaca mereka yang rapuh” tersebut dengan batu.
Pesan Ketiga
Kepada bangsa muslim Mali yang perwira, memegang teguh agamanya dan kebudayaan Islamnya yang telah mendarah daging…saya katakan kepada mereka: Sesungguhnya problem lama yang kini dihidupkan kembali di negara kalian adalah problem dalam negeri di antara kaum muslimin, bisa diselesaikan dalam negeri melalui perdamaian di antara sesama kaum muslimin sendiri tanpa harus menumpahkan satu tetes darah sekalipun.
Setiap cendekiawan, tokoh masyarakat dan pemimpin di negara kalian memahami hal itu dan mengetahui solusi damai di antara sesama kalian itu memungkinkan untuk ditempuh. Maka untuk apa kehadiran orang-orang kafir yang asing di negara kalian? Untuk apa para penjajah salibis turut campur dalam urusan-urusan kaum muslimin? Kapan kekuatan superpower arogansi dan tirani internasional yang menjadi penumpah darah orang-orang tak berdosa dan para pedagang perang tiba-tiba memiliki keinginan kuat untuk memberikan kemaslahatan bagi kaum muslimin, kalau bukan karena mereka semakin berambisi terhadap minak bumi yang bercampur dengan darah seorang muslim?
Sesungguhnya Perancis berdusta kepada kalian ketika Perancis mengklaim sangat menginginkan persatuan Mali, padahal seluruh bukti-bukti menunjukkan secara jelas fakta sebaliknya dan menegaskan bahwa Perancis adalah pihak yang paling berambisi untuk memecah-belah Mali. Bukankah Perancis adalah pihak yang mendukung Gerakan Nasional Pembebasan Azawad dengan tujuan menjadikannya mampu menguasai Mali Utara dan mendirikan negara sendiri?
Namun, segala puji bagi Allah, saudara-saudara kalian mujahidin dan putra-putra kalian dari kalangan aktifis Islam di Mali Utara berhasil menghancurkan program-program setan Perancis dan merusak rencana-rencana penuh makar Perancis.
Hari ini Perancis ingin mengulang usaha yang sama dengan cara mirip yang bersandar, pertama, pada intervensi militer, kemudian kedua pada pembagi-bagian wilayah di mana wilayah Mali Utara akan tetap tunduk kepada agen-agen dan antek-antek Perancis selamanya. Namun usaha mereka itu akan mustahil berhasil, mustahil berhasil.
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin di Mali…
Sesungguhnya jaminan yang sesungguhnya bagi persatuan Mali dan penyatuan bangsa Mali adalah proyek Islam yang akan mencegah pembagi-bagian wilayah, menjaga darah, merealisasikan keadilan, mengembalikan hak-hak, mempersaudarakan dan menyatukan di antara setiap kelompok bangsa kalian.
Hari ini ada kesempatan emas dan berharga untuk saling memahami dan bersepakat sekitar proyek Islam ini di antara putra-putra bangsa muslim yang satu dan saudara-saudara seagama yang satu, yang jauh dari kekuatan superpower arogansi internasional dan jauh dari intervensi militer yang didorong oleh negara salibis Perancis, yang tidak akan mendatangkan bagi kalian selain kehancuran, keruntuhan dan bencana. Maka janganlah kalian melewatkan kesempatan emas tersebut dan dukunglah upaya tersebut dengan segenap kekuatan dan tekad baja.
Di sini saya mempergunakan kesempatan ini:
Pertama, saya sampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada rakyat kami di Mali Utara, di mana sejumlah besar para pemudanya yang memiliki semangat pembelaan terhadap agama dan tanah airnya bangkit dan bergabung dengan barisan-barisan mujahidin untuk membela Islam dan berperan dalam melawan para penjajah yang ingin menjajah negeri mereka.
Kedua, saya serukan kepada rakyat muslim Mali…hendaklah para ulama, juru dakwah, pemuda, orang tua, orang-orang cerdas dan cendekiawannya serta seluruh sukunya bangkit untuk melindungi proyek Islam dengan cara meletakkan tangan mereka pada tangan saudara-saudara mereka Gerakan Anshar Ad-Din, hendaklah mereka membangun kesepahaman dengan saudara-saudara mereka Gerakan Anshar Ad-Din, hendaklah menjadi tangan yang satu dan barisan yang saling menguatkan demi menyelamatkan negara Mali dari pemecah-belahan dan menghilangkan kesempatan para pengintai jahat yang tidak mempedulikan kepetingan negara dan kepentingan rakyat. Dengan izin Allah, barisan mereka yang saling menguatkan tersebut akan menjadi benteng kokoh yang menghadang dan mencerai beraikan ambisi-ambisi penjajah salibis dari luar negeri yang sedang menunggu-nunggu kesempatan.
Saya juga menyerukan kepada kaum muslimin di setiap tempat untuk menolong saudara-saudara mereka di Mali dan memberikan kepada mereka semua bentuk bantuan dan dukungan. Sebab seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya dan kaum beriman itu bagaikan satu tubuh.
Pesan Keempat
Pesan ini saya tujukan kepada bangsa-bangsa Afrika.
Saya ingin menjelaskan kepada mereka bahwa peperangan Al-Qaeda dan mujahidin melawan penjajah Barat yang ganas bukanlah untuk membela kepentingan-kepentingan kaum muslimin semata. Namun ia juga merupakan pembelaan terhadap orang-orang yang dizalimi dan ditindas di seluruh dunia; ia merupakan perlawanan terhadap kezaliman yang menjajah seluruh umat manusia, secara khusus penjajahan terhadap bangsa-bangsa Afrika yang diperbudak oleh orang Barat dan digiring sebagai budak yang terikat dengan rantai-rantai mereka melalui samudra-samudra agar orang Barat bisa membangun perdabannya di atas penderitaan dan nestapa bangsa-bangsa Afrika.
Kami ingin kalian, wahai bangsa-bangsa Afrika, membebaskan diri dari dominasi Barat dan menghancurkan belenggu-belenggu Barat. Karena di antara tujuan kami adalah membebaskan manusia dari peribadatan kepada sesame manusia menuju peribadatan kepada Tuhannya manusia. Kami juga ingin keadilan menyebar rata di antara seluruh manusia tanpa ada diskriminasi antara warga kulit hitam dan warga kulit putih, kecuali perbedaan atas dasar ketakwaan.
Maka kemenangan mujahidin melawan Barat yang merampok kekayaan alam kalian dan membangun kemewahan bangsa-bangsa Barat di atas kemiskinan dan kelaparan anak-anak kalian, pada hakekatnya adalah kemenangan bangsa-bangsa Afrika dan perolehan hasil mereka yang besar.
Pesan Kelima
Saya sampaikan kepada bangsa Perancis. Saya katakana kepada mereka: Sesungguhnya Hollande yang popularitasnya anjlok ingin menutup-nutupi kegagalan politik dalam negerinya dengan cara melarikan diri ke depan. Dengan hal itu, ia ingin menjerumuskan kalian lebih jauh lagi dari keterjerumusan kalian sebelumnya dalam perang Afghanistan. Hal serupa sebelumnya telah dilakukan oleh George W. Bush, namun ia gagal dan kecewa.
Hollande ingin mempertaruhkan keamanan kalian, kepentingan-kepentingan kalian dan kehidupan anak-anak kalian ke dalam bahaya yang lebih besar dari waktu-waktu yang telah lalu.
Maka hendaklah kalian bertanya kepada setiap pakar ekonomi: Apakah peperangan-peperangan yang telah diterjuni atas keputusan para politikus Barat di Afghanistan, Irak dan Somalia menambah kemakmuran Eropa? Ataukah ia justru menjerumuskan Eropa dalam krisis ekonomi parah yang sebelumnya belum pernah terjadi sehingga berpotensi meruntuhkan Eropa?
Hendaklah kalian bertanya kepada para ibu yang anak-anaknya menjadi tentara-tentara Perancis dan tewas di Afghanistan; Apakah keputusan ikut dalam peperangan di Afghanistan ditanggung akibatnya oleh (Presiden Perancis periode tersebut, Nicolas) Sarkozy ataukah dampak-dampaknya menjadi penderitaan dan kerugian bagi negara Perancis?
Jika para cendekiawan kalian sepakat bahwa keputusan ikut serta dalam perang di Afghanistan tersebut adalah keputusan yang salah, maka ketahuilah oleh kalian bahwa keputusan Hollande yang menggelar peperangan di kawasan pesisir (Afrika Barat) pada hari-hari mendatang akan membuktikan kepada kalian bahwa ia lebih buruk bahayanya dari keputusan Sarkozy, harganya akan sangat mahal dan anggarannya akan jauh lebih besar.
Sesungguhnya cara menjaga kepentingan-kepentingan Perancis adalah hendaknya Perancis meninggalkan sarana-sarana dan kebijakan-kebijakan yang menjadikan Perancis sebagai target serangan. Kepentingan-kepentingan Perancis, bagi para cendekiawan kalian, bisa dijaga dengan cara-cara yang mudah dan berbiaya jauh lebih murah dibandingkan biaya-biaya peperangan yang dilancarkan oleh Hollande. Mereka cukup menempuh arah yang benar saja, maka kepentingan-kepentingan Perancis akan terlindungi.
Maka ambillah inisiatif, sebagaimana nenek moyang kalian para revolusioner mengambil inisiatif dan bergerak sebelum kesempatannya lewat, guna menghentikan dan melengserkan Presiden yang gagal ini, yang ingin menutup-nutupi kegagalannya dengan menenggelamkan kalian lebih dalam dan lebih dalam lagi dalam perang yang gagal, di mana karakter paling menonjolnya adalah akan memberikan legalitas lebih besar bagi persoalan kami, membuat kami memperoleh simpati lebih luas dan membuat kami semakin tegar dan bersemangat baja untuk menghantam kepentingan-kepentingan kalian. Dan alangkah banyaknya kepentingan-kepentingan sangat vital Perancis di negara-negara pesisir (Afrika Barat) yang sampai saat ini belum kami putuskan kapan akan menjadi target serangan.
Dalam kesempatan ini, saya tidak lupa untuk mengingatkan keluarga para sandera warga Perancis yang berada di tangan kami…kami tegaskan kepada mereka satu perkara penting…
Presiden kalian, Hollande, bersikap kontradiktif dan membodohi kalian dalam perkara anak-anak kalian. Di satu sisi Hollande mengumumkan kepada kalian bahwa ia bekerja untuk menyelamatkan mereka, namun pada realita di lapangan ia ngotot melangsungkan intervensi militer dan melakukan pergerakan militer secara rahasia yang berarti ia sedang menggali kuburan bagi anak-anak kalian dan ingin melepaskan diri dari tanggung jawab terhadap pembebasan mereka.
Maka saya nasehatkan kepada kalian untuk melakukan gerakan ternag-terangan secara cepat dan melalui media massa untuk menyelamatkan anak-anak kalian yang akan dikorbankan oleh Presiden Hollande untuk kepentingan pribadi dan politiknya belaka. Seandainya orang-orang yang disandera adalah kerabat-kerabat Hollande sendiri, tentu sepenuhnya ia akan melakukan pendekatan yang berbeda guna menyelesaikan kasus ini.
Pesan Terakhir saya
Saya sampaikan kepada setiap orang yang memobilisasi dan nekat menggelar perang yang zalim ini, di mana pemimpinnya adalah Presiden Perancis dan sebagian pemimpin negara-negara pesisir barat Afrika yang berbaris di belakang Presiden Perancis.
Saya katakan kepada mereka…
Jika kalian menginginkan perdamaian dan keselamatan di negara kalian dan negara-negara pesisir (Afrika Barat) serta negara-negara sekitarnya, maka kami menyambut baik keinginan tersebut…
Namun jika kalian menginginkan peperangan maka kami pun akan melayani keinginan kalian…padang sahara yang luas akan menjadi kuburan bagi tentara-tentara kalian dan kehancuran bagi harta-harta kalian, dengan izin Allah…
Kami adalah putra-putra perang…kami tumbuh dewasa dalam suasana perang dan kami memiliki pengalaman yang kaya dalam persoalan perang yang membuat kami akan memenangkan peperangan seperti ini…
Kami sampaikan kabar gembira kepada kalian bahwa kami memiliki nafas yang sangat panjang…dahulu kami telah menerjuni peperangan yang memakan waktu dua puluh tahun dengan berbekal senapan berburu dan beberapa pucuk senapan mesin belaka. Adapun sekarang Allah telah mengaruniakan kepada kami perbendaharaan yang besar berupa persenjataan, amunisi dan para pemuda yang bersemangat baja. Maka kami mampu membalas segala bentuk serangan dan kami mampu memberikan perlawanan untuk satu abad ke depan…kami akan antusias menjadikan perang ini sebagai perang jangka panjang yang menguras energi kalian dan memperdalam krisis ekonomi dan politik kalian. Dan kami akan sangat antusias menjadikan pecahan-pecahan perang ini menghantam setiap rumah kaca lemah yang pemiliknya turut serta dalam menyerang kami.
Kami akan menerjuni peperangan suci demi Islam dan membela tanah air Islam, dengan meminta pertolongan kepada Rabb kami dan percaya sepenuhnya akan pertolongan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Sesungguhnya Allah yang telah mengalahkan Amerika dan antek-anteknya di di Afghanistan dan Irak akan mampu untuk mengalahkan Perancis dan antek-anteknya di gurun sahara terluas, yang akan menenggelamkan mereka dalam lautan pasirnya yang panas membakar.
Jika kalian menginginkan perang, maka kami menyambutnya dan akan menambahnya, dan kami akan meraih kemenangan dengan kekuatan dan pertolongan Allah semata. Sebagaimana Allah ‘Azza wa Jalla firmankan dalam kitab suci-Nya,
(قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو اللَّهِ كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ).
“Orang-orang yang yakin bahwa mereka kelak akan menghadap Allah, mereka itu mengatakan: “Betapa sering terjadi satu kelompok kecil mengalahkan satu kelompok besar atas izin Allah dan Allah senantiasa bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 249)
Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam.
Yayasan Media Al-Andalus
Tanzhim Al-Qaeda Negeri Maghrib Islam
Muharram 1434 H – Desember 2012 M
Sumber: Markaz Al-Fajr lil-I’lam
Link download
Kwalitas tinggi
342.47 MB
Kwalita sedang
85.47 MB
https://archive.org/download/abumosab_mali/mal2.rmvb
Kwalitas mobile
58.06 MB
https://archive.org/download/abumosab_mali/mal4.mp4
(muhib almajdi/arrahmah.com)