Pada 7 Oktober 2009 yang lalu, genap 8 tahun invasi Amerika atas bumi Afghanistan. Invasi yang dilancarkan terhadap rakyat Afghan yang terdzolimi dan pemerintahannya yang sah, demi merealisasikan misi kolonialisme (penjajahan) yang terselubung.
Setelah kejadian 9-11 (peledakan gedung WTC), para petinggi Imarah Islam Afghanistan dan duta besarnya di Islamabad telah mengumumkan, bahwa mereka siap bekerjasama untuk melakukan penyelidikan yang adil atas peristiwa tersebut. Akan tetapi para petinggi gedung putih dibantu para jenderal di Pentagon dan lobi yahudi sejak awal telah melemparkan tuduhannya kepada Imarah Islam Afghanistan.
Sejak saat itu sampai sekarang telah berlalu 8 tahun invasi atas Afghanistan, dan berbagai kedzoliman yang mengiringinya ; pembunuhan, pengeboman, dan pengusiran terhadap ratusan ribu rakyat Afghanistan yang tidak berdosa ; anak-anak, wanita dan orang-orang yang lanjut usia. Jumlah tersebut masih terus bertambah. Padahal rakyat yang tidak berdosa tersebut tidak mempunyai kaitan sama sekali dengan kejadian 9-11. Pasukan Amerika melakukan tindak kejahatan yang sangat keji yang tidak ada bandingannya dalam sejarah terhadap rakyat dan kaum Muslimin lainnya yang ditangkap dan dipenjarakan di Guantanamo, Baghram, dan Abu Ghraib Irak.
Pada awalnya pasukan Amerika berjanji akan meninggalkan Afghanistan setelah menumpas ‘para teroris’ sebagaimana ungkapan mereka, selama 3 bulan. Akan tetapi kenyataannya setelah 8 tahun berjalan, mereka justru membangun puluhan pangkalan militer di Afghanistan dan Irak. Mereka mengungkapkan dengan jelas bahwa akan memperbanyak jumlah pasukannya sehingga mencapai 110.000 pasukan di Afghanistan.
Kita sejak awal yakin bahwa invasi ini bukanlah perang terhadap terorisme sebagaimana ucapan mereka, tetapi tidak lain adalah perang antara pasukan kolonial (penjajah) Barat melawan kekuatan Islam dan rakyat yang mencintai kemerdekaan buat negaranya.
Dalam perang yang tidak seimbang ini, satu pihak (kolonial/penjajah) menegaskan target kolonialismenya yang akan direalisasikan dengan dukungan amunusi dan persenjataan juga pasukan militer yang super banyak, menggunakan cara-cara yang keji dan barbar. Sebaliknya di pihak lain (rakyat Afghan), masyarakat yang mencintai agamanya, tanah air, dan kemerdekaan bagi bangsanya menghadapi penjajah untuk tujuan kemerdekaan, keadilan masyarakat Muslim, martabat kemanusiaan, berusahan untuk meraih itu semua dengan berbagai macam pengorbanan. Mereka yakin perang antara haq dan batil ini akan dimenangkan pihak yang haq.
Kalau kita cermati misi perang ini sesungguhnya bukan memerangi terorisme, melainkan untuk tujuan menyelamatkan perekonomian AS yang lagi terkena krisis, menyelamatkan kepentingan bank-bank yahudi dan mengeruk sumber daya alam di Timur Tengah dan Asia Tengah. Inilah sebenarnya misi terselubung dari invasi ini.
Hal ini Nampak jelas dari peryataan seorang politisi Rusia yang sangat terkenal “Bahwa NATO dan AS membuat heroin di Afghanistan dan menjualnya kepada negara-negara Eropa termasuk Rusia”. Untuk sekedar diketahui bahwa Amerika di tiap awal musim panas setiap tahunya mendapatkan hasil opium lebih kurang 90.000 ton, dimana setelah dicampur dengan bahan ‘herkel’ yang hanya ada di AS, akan menghasilkan heroin yang dijual di negara-negara Eropa perkilonya rata-rata mencapai 70.000 US $ Tinggal dikalikan penghasilannya dengan 90.000 ton, sebuah nilai yang sangat fantastik.
Untuk diketahui, Herkel adalah bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi heroin ketika dicampur dengan opium. Bahan ini (herkel) hanya ada di AS saja. Selama berkuasanya Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (Taliban) semenjak tahun 1996-2001, pemerintahan Taliban melarang masyarakat secara menyeluruh untuk menanam opium dan agar diganti dengan gandum. Sebenarnya opium itu bunganya menghasilkan air dan biji-bijian yang layak dikonsumsi layaknya gandum, dan untuk bahan keperluan medis, namun bila ia dicampur dengan ‘herkel’ maka ia menjadi heroin.
Selain itu, AS juga mematuhi permintaan para konglomerat zionis yang menguasai lobi yahudi di pemerintahannya untuk menginvasi Afghanistan karena ingin menguasai tambang logam mulia dan migas di Asia Tengah, terutama Afghanistan dan sekitarnya. Sebagaimana kita ketahui tidak ada tambang di seluruh dunia kecuali kepentingan yahudi mesti ada di tempat tersebut.
Oleh karena itu sejak awal harga darah seorang tentara AS lebih murah dari pada tambang, emas, logam mulia dan minyak serta gas bumi lebih murah dibanding menyelamatkan bank-bank yahudi. Dari sudut pandang ini sebenarnya AS telah mengeksploitasi secara dzolim warga negaranya yang jadi tentara untuk dijadikan tumbal bagi kepentingan zionisme.
Selain hal-hal di atas, ada misi terselubung lain yang mereka ingin capai dengan menginvasi Afghanistan, meskipun mereka tahu dan yakin bahwa Afghanistan adalah kuburan bagi setiap imperium. Dimana sebelumnya Inggris dan Uni Soviet telah lebih dahulu terkubur di bumi para mullah tersebut.
Misi tersebut adalah mereka menghendaki di akhir episode untuk menimpakan bencana dahsyat kepada umat Islam berupa pemecahan wilayah Afghanistan menjadi negara-negara kecil yang saling bersengketa yang tidak mampu untuk melindungi negaranya masing-masing. Di wilayah selatan akan didirikan negara-negara kecil yang diperuntukkan bagi suku-suku Pushtun dan di wilayah utara untuk suku Tajik, Hazaroh, dan Uzbek.
Selain itu Pakistan juga akan dipecah menjadi 4 negara yang juga saling bersengketa yaitu : Najaab, Sinab, Sirhad, dan Baluchistan yang akan diperuntukkan bagi beragam suku yang ada. Hal ini telah ditegaskan oleh ahli strategi Tol’at Mas’ud ketika memberikan komentar kepada Al Jazeera.net, “Bahwa Washington sangat menginginkan untuk memecah wilayah Pakistan menjadi 4 bagian yang selalu bergolak stabilitas politik dan keamanannya.”
Dinukil dari berbagai artikel dalam majalah As-Sumuud (Majalah Bulanan Imarah Islam Afghanistan)
By: Yusuf Al Indunisi
Arrahmah.Com Translated & Political Division
Ar Rahmah Media Network
http://www.arrahmah.com
The State of Islamic Media
© 2010 Ar Rahmah Media Network