PALESTINA (Arrahmah.com) – Rabu (30/09/2020) merupakan peringatan 19 tahun tragedi pembunuhan Mohammad Al-Durra, bocah Palestina yang meninggal di pelukan ayahnya di Jalur Gaza, oleh tentara “Israel”. Tragedi ini terjadi dua hari setelah pecahnya Intifada kedua pada tahun 2000.
Intifada kedua terjadi dipicu aksi mantan Perdana Menteri “Israel”, Ariel Sharon yang menyambangi Masjid Al-Aqsa dengan perlindungan ketat dari pasukan IDF.
Tindakan Ariel Sharon tersebut menimbulkan kemarahan seluruh Palestina. Berbagai perlawanan dilakukan menentang kunjungan tersebut yang dikenal dengan “Intifada”.
Selama lima tahun intifada berlangsung di Palestina telah menelan korban jiwa sebanyak 4.412 orang dan melukai 48.322 lainnya.
Mohammed Al-Durra lahir pada 22 November 1988 di kamp pengungsi Al-Bureij di Gaza. Dia gugur dalam demonstrasi “Initifada” yang meletus di Palestina.
Video detik-detik penembakan terhadap Muhammad al-Durra direkam oleh fotografer France2 Talal Abu Rahma dan sempat mengguncang dunia.
Dalam rekaman tersebut terlihat Muhammad Al-Durra an ayahnya berada ditengah-tengah baku tembak antara pasukan IDF dan pasukan keamanan Palestina.
Dilansir Al Jazeera pada Rabu (30/9/2020), rekaman tersebut menampilkan keduanya sedang meringkuk di balik sebuah silinder, sang bocah menangis dan ayahnya berusaha menenangkannya, kemudian muncul tembakan dan debu, sang bocah terlihat terkapar di lutut ayahnya.
Rekaman lima puluh sembilan detik tersebut disiarkan di Perancis dengan panduan dari Charles Enderlin.
Setelah pemakaman publik yang emosional, Muhammad dihormati di seluruh dunia Muslim sebagai seorang syuhada. (Hanoum/Arrahmah.com)