PARIS (Arrahmah.com) – Interpol telah mengeluarkan peringatan internasional pada hari Rabu (24/7/2013) setelah ratusan “tahanan” melarikan diri dari dua penjara Irak dalam sebuah serangan yang diklaim oleh “Al-Qaeda”. Interpol mengatakan pembobolan kedua penjara tersebut adalah “ancaman besar” bagi keamanan global, laporan Reuters.
Lebih dari 500 tahanan melarikan diri pada Ahad (21/7/2013) malam menyusul serangan simultan terhadap Penjara Pusat Abu Ghuraib dan Penjara Taji, keduanya di ibukota Baghdad.
“Banyak tahanan yang melarikan diri adalah anggota al-Qaeda tingkat senior, beberapa di antaranya telah dijatuhi hukuman mati,” kata Interpol dalam pernyataannya.
Organisasi polisi mengatakan mereka telah memberitahu negara-negara di kawasan itu atas permintaan Irak, yang kewenangannya telah mengumpulkan foto-foto dan sidik jari dari buronan sehingga peringatan dapat diterbitkan di seluruh dunia untuk membantu melacak mereka.
Mujahidin Daulah Islam Irak dan Syam melakukan serangan skala besar di jantung ibukota rezim Syiah Irak pada Ahad (21/7/2013) malam. Serangan pada tanggal 12 Ramadhan 1434 H itu merupakan salah satu serangan terbesar mujahidin Irak selama beberapa tahun terakhir, laporan kantor berita Nora News.
Satu pasukan mujahidin menyerbu Penjara Pusat Abu Ghuraib, di Baghad Barat pada pukul 21.00 malam. Pada waktu yang bersamaan satu pasukan mujahidin lainnya menyerang Penjara Hut di distrik Taji, Baghdad Utara.
Melalui pernyataan resminya pada Selasa (23/7/2013) Daulah Islam Irak dan Syam menjelaskan secara detail proses pertempuran dan hasil yang mereka peroleh darinya. Serangan terhadap kedua penjara itu melibatkan 12 bom mobil, tembakan mortar dan senapan mesin berat.
Dalam pertempuran sengit yang berlangsung selama beberapa jam, Daulah Islam Irak dan Syam sukses membebaskan lebih dari 500 mujahidin dan menewaskan lebih dari 120 sipir penjara, polisi dan pasukan khusus anti terror SWAT rezim Syiah Irak. (muhibalmajdi/arrahmah.com)