KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Dibanding negara lain di Asia Pasifik, Indonesia terbilang tinggi pertumbuhan pengguna internetnya. Namun penetrasi internet di Indonesia dinilai akan stagnan dan sulit berkembang jika tak didukung infrastruktur jaringan internet yang mumpuni.
Yang menjadi permasalahan, menurut Garth Collier Cancun, Managing Director Asia/Japan WiMAX Intel Corporation, negara berkembang seperti Indonesia tak didukung infrastruktur broadband kabel yang memadai. Sehingga masyarakat sulit untuk mendapatkan koneksi internet yang stabil dan cepat.
Sementara saat ini, tingginya penetrasi internet di Indonesia lebih banyak ditopang oleh jaringan nirkabel seluler 3G. Namun itu saja dianggap Cancun tidak cukup untuk melayani kebutuhan internet di Indonesia yang punya populasi lebih dari 220 juta penduduk.
“Penetrasi internet di Indonesia sulit berkembang jika hanya mengandalkan 3G. Seperti ada atap yang menghalangi langit,” kata Cancun kepada detikINET di sela acara Intel South East Asia Media Workshop 2010, di Hotel Sunway, Malaysia, Selasa (29/6).
Menurut data yang dirilis para penyelenggara jasa internet di Indonesia, saat ini ada sekitar 45 juta yang sudah menggunakan internet. Angka itu didominasi oleh penggunaan internet lewat smartphone dan modem 3G. Namun jika dibanding 220 juta penduduk Indonesia, 45 juta pengguna internet itu jumlahnya masih terbilang kecil.
Indonesia yang memiliki 17 ribu pulau yang terpisah-pisah menjadi kendala untuk membangun jaringan berbasis kabel. Menurut Cancun, solusinya hanya melalui jaringan internet nirkabel pita lebar yang bisa mengantarkan akses cepat.
“Itu sebabnya Indonesia sangat memerlukan jaringan 4G Wimax yang bisa menyediakan akses 5-10 Mbps. Tak perlu menunggu 4G LTE karena komersialisasinya masih lama, dua tahun lagi,” pungkas Cancun. (dtk/arrahmah.com)