Masyarakat yang menginginkan berita mulai meninggalkan televisi dan koran karena memilih Internet sebagai sumber utama informasi. Kecenderungan ini bisa dipandang sebagai akhir zaman koran lokal, ungkap suatu penelitian baru, kemarin.
“Penggunaan ‘online’ makin meningkat, dan seiring itu, audiens media lama menurun,” kata profesor Thomas Patterson dari Shorenstein Center on the Press, Politics and Public Policy, Harvard University.
Dalam laporan yang merupakan hasil penelitian selama setahun, Patterson menerangkan :”Dalam tahun terakhir saja…oplah koran turun tiga persen sedangkan siaran berita kehilangan sejuta pemirsanya.”
Di lain pihak, jumlah orang yang menggunakan Internet untuk sumber berita telah meningkat, bahkan dalam beberapa kasus, terlihat jelas.
Kunjungan ke situs web yang memasang berita dari pihak ketiga, misalnya situs mesin pencari dan penyedia jasa Internet (provider) atau pengumpul berita seperti topix.net dan digg.com, semuanya meningkat dalam kurun waktu April 2006 hingga April 2007. Hal sama terjadi pada blog.
Digg.com, yang membebaskan pengunjungnya memilih isi situs, pada April 2006 dibuka dua juta pengunjung, namun setahun kemudian, April 2007, jumlah pengunjungnya mencapai 15 juta.
Berita online lainnya rata-rata mengalami pertumbuhan pengunjung sebanyak 14 persen sedangkan pengunjung blog rata-rata bertambah enam persen.
Situs Google, Yahoo, AOL dan MSN, setiap bulan dibuka 100 juta pengunjung, jauh di atas pengunjung situs web jaringan televisi besar yang hanya 7,4 juta per bulan.
Situs web harian kondang seperti New York Times dan Washington Post, rata-rata dikunjungi 8,5 juta pengunjung setiap bulannya.
Namun, situs koran lokal mengalami penurunan atau tidak bertambah pengunjungnya, padahal mereka tadinya adalah pembaca edisi cetak.
Penyusun laporan penelitan tersebut memperkirakan banyak koran kecil akan mengalami kesulitan menjaga jumlah pelanggannya bahkan sulit mempertahankan pengunjung situs web mereka.
Para peneliti menyarankan agar koran lokal “memasukkan juga berita nasional dan internasional,” demikian AFP.
2011, Pindah Internet
Sebelum ini, penelitian yang dilakukan perusahaan Veronis Suhler Stevenson (VSS) tentang penggunaan internet di Amerika juga menemukan, pengiklan untuk memperhatikan perubahan kebiasaan konsumen serta berinvestasi lebih banyak dalam perdagangan di ranah digital.
Tahun lalu, dua media iklan yang paling utama adalah koran, dengan belanja iklan US$55,7 miliar ($1 = Rp 9275, sumber: detikcom) diikuti televisi dengan jumlah uang iklan US$ 48,7 miliar. Namun pada tahun 2011, Internet diperkirakan bakal menjadi media iklan terbesar dengan jumlah transaksi yang beredar US$ 63 miliar.
Sementara itu pada 2006, konsumen menghabiskan sebagian besar waktunya di depan televisi dan kemudian radio. Kombinasi keduanya mencapai jumlah 70 persen dari total waktu yang dihabiskan orang untuk media. Rekaman musik berada di urutan selanjutnya dengan presentase 5,3 persen diikuti koran dengan 5 persen. Internet berada di urutan terakhir dengan presentase 5 persen saja.
Namun pada tahun 2007 ini, studi tersebut meramalkan bahwa presentase penggunaan Internet akan meningkat dengan mencapai angka 5,1 persen. Hal sebaliknya justru terjadi pada akses koran dan rekaman musik yang diprediksi akan turun menjadi 4,9 persen.
Dengan demikian, ada kemungkinan, pada tahun 2011 nanti, pengiklan di media website lebih cenderung naik. Sementara pengngakses media online juga akan lebih banyak. Apalagi, setiap tempat kerja, kini ada sambungan internet.
Sumber: Hidayatullah