JENEWA (Arrahmah.com) – Para pemimpin kelompok yang merencanakan kerusuhan di universitas-universitas di Teheran akhir pekan ini telah ditangkap, kata pihak berwenang Iran pada Selasa (3/12/2019).
Kementerian Intelijen mengatakan anggota terkemuka kelompok yang merencanakan kerusuhan di sejumlah universitas di Teheran dan di bagian lain Iran pada hari pendidikan negara itu pada 7 Desember telah ditangkap, menurut kantor berita resmi IRIB.
Selama protes baru-baru ini, kelompok itu telah merencanakan untuk menarik mahasiswa dari kampus Universitas Teheran untuk menciptakan keresahan, kata sebuah pernyataan kementerian, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Gubernur provinsi Teheran Anoushiravan Mohseni Bandpay sementara itu menuturkan sebagian besar dari 2.021 orang yang ditangkap di provinsi Teheran dalam kerusuhan yang ditimbulkan oleh kenaikan harga bahan bakar telah dirilis, menurut kantor berita semi-resmi Mehr.
“Dalam kerusuhan baru-baru ini 2021 orang ditangkap, sebagian besar dari mereka segera dibebaskan,” kata Bandpay.
Dalam protes anti-pemerintah terbesar dalam 40 tahun sejarah Republik Islam Syiah ini, gangguan dimulai pada 15 November setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga bensin.
Tetapi protes dengan cepat berubah menjadi politik, dengan para demonstran menuntut pemecatan para pemimpin utama negara yang menjadi salah satu produsen minyak terbesar OPEC.
Menteri Dalam Negeri Abdolreza Rahmani Fazli mengatakan pekan lalu bahwa hingga 200.000 orang ambil bagian secara nasional dalam kerusuhan itu.
Juru bicara pengadilan Iran, Gholamhossein Esmaili, mengatakan pada konferensi pers yang disiarkan langsung di TV pemerintah bahwa 300 orang yang ditangkap selama protes masih ditahan di Teheran, meskipun mayoritas dari mereka yang ditahan telah dibebaskan.
Seorang anggota parlemen Iran mengatakan pekan lalu bahwa hingga 7.000 orang ditangkap dalam kerusuhan dan kelompok hak asasi Amnesti Internasional mengatakan pada Senin (2/12) bahwa setidaknya 208 orang telah terbunuh di seluruh negeri.
Iran telah menolak laporan jumlah orang yang tewas dalam kerusuhan itu tetapi tidak memberikan angka kematian resmi. (Althaf/arrahmah.com)