KABUL (Arrahmah.com) – Pengakuan kekalahan pasukan AS di Afghanistan kali kini muncul dari badan koordinasi intelijen AS yang tergabung dalam The National Intelligence Estimate (NIE).
NIE yang merupakan perkumpulan 16 badan intelijen AS, baru-baru ini, mengeluarkan joint report yang mengakui sulitnya situasi peperangan di Afghanistan
Laporan itu juga meragukan kemampuan pasukan AS dan Pemerintah Afghanistan untuk membendung pengaruh kelompok jihad Taliban di Afghanistan. Ke-16 Badan intelijen AS itu mendesak perlunya dilakukan perubahan mendasar dalam strategi perang yang diadopsi NATO dan AS selama ini, menyusul terus meningkatnya intensitas serangan mujahidin Taliban.
Menurut Gubernur Helmand, Gulab Mangal, kelompok Taliban saat ini diperkirakan telah menguasai lebih dari separuh wilayah utara Afghanistan. Padahal di kawasan ini terdapat 8.000 pasukan Inggris. Bahkan sebuah laporan Scenelis Council, mensiyalir Taliban telah memiliki basis-basis permanent di hampir separuh wilayah Afghanistan.
Laporan perkiraan keadaan yang dikeluarkan oleh NIE, sebenarnya akan dirilis setelah pelaksanaan pemilu Presiden, namun sengaja dibocorkan ke beberapa media. Pembocoran laporan tersebut, menurut beberapa sumber, tampaknya ditujukan untuk menjadi perhatian kedua Capres AS, karena baik Obama dan Maccain tidak menawarkan solusi lain, kecuali penambahan pasukan militernya di Afghanistan. Padahal penambahan pasukan dinilai masih belum efektif mengeliminasi pengaruh Taliban di Afghanistan.
Obama sudah mengatakan dia akan mengirim sedikitnya dua brigade tambahan ke Afganistan. McCain juga menyuruh sedikitnya tiga lagi brigade tambahan ke negara itu. Satu Brigade terdiri dari 3.000 sampai 5.000 orang tentara.
Pemerintah Gedung Putih telah memerintahkan untuk mereview ulang kebijakan dan strateginya di Afghanistan serta mengirimkan sebuah tim ke Kabul yang dipimpin oleh Letnan Jendral Douglas Lute yang menjabat sebagai penasehat militer Presiden AS.
Gen. David McKiernan, panglima tertinggi AS di Afganistan, sudah meminta empat lagi brigade pertempuran dan angkatan perang bantuan. Tetapi sampai sejauh ini, Pemerintah Gedung Putih karena masih disibukan dengan perang di Irak, hanya berjanji menambah satu brigade militer saja menjelang bulan Februari.
Dokumen laporan NIE itu, menimpakan banyak kesalahan kepada pemerintah Afghanistan yang dinilai telah gagal mengatasi pengaruh Taliban. Laporan tersebut juga menyebutkan kredibilitas rezim ini turun dratis karena merebaknya korupsi di kalangan pemerintahan. Presiden Afghanistan juga dinilai kurang mampu memberantas perdagangan narkoba yang kian marak.
Mengajak Berdialog
Pasukan koalisi internasional yang dipimpin AS di Afghanistan merasa tidak mampu mengalahkan Taliban dan bahkan menawarkan dialog. Tawaran dialog tersebut disampaikan Komandan Pasukan Inggris di Afghanistan, Brigadir Jendral, Carleton Smith seperti dikutip Sunday Time beberapa waktu lalu.
Pemimpin militer Inggris itu menekankan dialog dengan Taliban sebagai hal yang sangat penting guna mengakhiri konflik berkepanjangan di Afghanistan.
“kita harus mengubah cara penyelesaian konflik tidak lagi menggunakan senjata, tapi melalui proses dialog” ungkap Carleton Smith.
Tapi ajakan dialog tersebut ditolak oleh Taliban. Kelompok Taliban mensyaratkan penarikan 70.000 pasukan AS dari Afghanistan terlebih dahulu sebelum dimulainya negosiasi. “syarat utamanya adalah seluruh pasukan penjajah harus keluar dari Afghanistan tanpa syarat apapun” tukas Jubir Taliban Qari Muhammad kepada Kantor Berita Afghanistan AIP. (Hanin Mazaya/SI)