KAIRO (Arrahmah.com) – Dr. Mohamed Saad Katatni, seorang pemimpin jamaah “Ikhwanul Muslimin” di Mesir pada hari Rabu (18/5/2011) mengajukan berkas-berkas dokumen pendirian partai “Kebebasan dan Keadilan” secara resmi kepada Komite Urusan Partai, sebagai sebuah saluran politik bagi jamaah yang didirikan pada tahun 1928.
Katatni mengatakan partai resmi Ikhwan yang baru dibentuk untuk maju dalam pemilu mendatang telah memilih seorang intelektual Kristen, Rafiq Habib sebagai wakil presiden partai dan menyebutkan ada sekitar 100 orang Kristen Koptik di antara anggota pendiri partai.
Habib dipilih “bukan hanya karena ia adalah orang Kristen tetapi karena ia adalah seorang intelektual besar dan hal itu menambah nilai bagi partai”, demikian yang dikatakan oleh petinggi Ihkwan Saad al Katatni dalam sirus resmi Ikhwanul Muslimin.
Selain itu, Partai Kebebasan dan Keadilan juga memiliki 1.000 anggota perempuan. Jumlah anggota pendiri telah mencapai 8821, termasuk 978 perempuan dan 93 Koptik, lanjut Katatni.
“Kehadiran Koptik di antara pendiri partai menunjukkan Ikhwanul Muslimin melakukan apa yang dikatakannya, maka hal itu akan dilakukan, dan saudara-saudara Koptik kami adalah mitra dalam bangsa ini,” kata Katatni menambahkan.
Sementara itu, Habib membantah dalam pernyataannya yang dipublikasikan oleh surat kabar “Asy-Syuruq” pada hari Rabu (18/5) tentang isu yang beredar terkait terpilihnya sebagai Wakil ktua Partai “Kebebasan dan Keadilan” adalah sebuah upaya dari “Ikhwanul Muslimin” untuk menarik orang-orang Kristen menjadi anggotanya. Ia mengatakan bahwa “Hal ini mutlak tidak benar. Saya tidak berusaha untuk menyeru orang Koptik manapun agar bergabung ke partai, dan hal itu tidak diminta sama sekali kepada saya oleh para pemimpin Ikhwanul Muslimin.”
Ia menolak inisiatif “Ikhwanul Muslimin” untuk berdialog dengan Gereja sebagai upaya menarik perhatian politik untuk mendapatkan suara dari orang-orang Koptik. Ia menilai upaya ini sebagai “sudut pandang yang tidak akurat” dengan alasan bahwa Ikhwanul Muslimin telah berhasil mendapatkan 88 kursi di Parlemen tahun 2005, tanpa ada dialog dengan orang-orang Koptik.”
Sementara Katatni menegaskan bahwa “Kekhawatiran sebagian orang dari apa yang mereka sebut kebangkitan kehidupan politik Mesir adalah tidak berdasar sama sekali.” Ia mengatakan: “Rakyat Mesir beragama secara alami. Sedang kekhawatiran akan kebangkitan Islam ditujukan untuk menyerang arus Islam yang ada di Mesir.
Katatni menggambarkan Partai Kebebasan dan Keadilan sebagai “gerakan sipil yang berdasarkan prinsip-prinsip Syariah.” (rasularasy/arrahmah.com)