MAKASSAR (Arrahmah.com) – Gara-gara gambar palu arit dan orang mengencingi bendera merah Putih di dinding kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Badan Intelijen Negara (BIN) bersama jajaran Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) Sulawesi Selatan mengawasi kampus tersebut.
Kominda merupakan forum intelijen seluruh jajaran petugas keamanan baik kepolisian, TNI, BIN, dan pemerintah.
“Jadi kita mencoba telusuri betul. Masih terus kita dalami di kampus. Semua aparat mencoba mendalami dan diupayakan untuk ditemukan pelakunya agar motifnya diketahui. Jangan sampai itu hanya bentuk kreativitas atau memang ada maksud tertentu,” kata Kepala BIN Daerah Provinsi Sulsel, Kahar Wahab, Kamis (14/7/2011) malam.
Pihaknya sudah terjun langsung ke lokasi penemuan gambar di kampus UNM.
“Gambar tersebut memang benar terpampang di tembok di kampus UNM Paratambung,” katanya. Kahar yang juga Ketua Harian Kominda Sulsel sudah melaporkan penemuan gambar tersebut ke BIN Pusat di Jakarta, Rabu (13/7).
Kahar berpendapat apapun motifnya penulisan gambar PKI dan pelecehan simbol negara tidak diperbolehkan.
“Ini memang sangat memprihatinkan. Apapun alasannya ini tidak diperbolehkan. Sampai saat ini memang belum ditemukan (pelaku) dan kita belum ketahui motifnya. Tapi yang jelas petugas terus mengusutnya. Jajaran intelijen berusaha mengungkap motifnya apakah memang berlatar belakang politis atau komunisme,” ujarnya.
Masalah ini mencuat setelah portal berita TribunNews menemukan gambar-gambar tidak lazim tersebut di dinding Gedung DG, Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM, Jl Malengkeri, Parangtambung, Makassar, Selasa (12/7). Tribun lalu merekam gambar tersbeut dan dimuat edisi, Kamis (14/7) kemarin.
Gambar ini dibuat dengan cat ungu gelap di atas tembok bercat putih terang. Gambar ini tidak begitu rapi. Lambang PKI ini disertai tulisan “Kami Bukan Atheis tapi Komunis”. Tulisan ini ditulis dari cat berwarna biru. Lambang tersebut berada tepat di depan Sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FBS UNM. Di kampus ini, mahasiswa lebih menyebut Federasi Mahasiswa FBS UNM.
Tak hanya gambar palu arit, ada juga gambar yang melecehkan Bendera Merah Putih. Pada gambar ini, tampak seseorang pria berdiri tegak memakai kopiah dengan kancing celana terbuka mengencingi Bendera Mereah Putih di atas tumpukan cangkul. Gambar ini disertai tulisan “XENIOR AREA”. Di sebelah gambar ini ada tulisan “AREA PARTAI BURUH”.
Pelarangan mengetahui, mendengar, berbicara, menyebarkan, menerima informasi atau bahan-bahan bacaan tentang PKI berlaku sejak tahun tahun 1966 melalui Surat Keputusan No 25 Tahun 1966 oleh MPRS.
Sejak itu, PKI secara fisik dilarang di Indonesia. Namun, secara ideologi, komunisme diyakini tidak pernah mati. Ideologi ini diyakini tetap punya pengikut meski tidak lagi diikat dalam sebuah partai seperti dulu.
Berdasarkan pantauan Tribun gambar-gambar tersebut sudah dihapus. Penghapusan gambar atas perintah Rektor UNM Prof Dr Arismunandar MPd.
“Kami sudah minta pada jajaran fakultas untuk menghapus gambar-gambar itu,” kata
Arismunandar yang menggelar jumpa pers di Restoran Ulu Juku, Jl Racing Center, Makassar, kemarin. Jumpa pers tersebut juga dilakukan dalam rangka Dies Natalis Ke-50 UNM.
Menurut Arismunandar, tidak ada unsur kesengajaan atau apapun bentuknya yang mengarah pada ajaran bernuansa haluan komunis atau aliansi suatu partai tertentu yang diarahkan atas gambar tersebut. Namun, soal idiologi mahasiswa, rektor tidak bisa melarangnya.
Pernyataan rektor tersebut juga dibenarkan oleh Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan UNM Syukur Saud MPd. Soal adanya tulisan AREA PARTAI BURUH di tempat yang sama serta singkatan PB di atas lambang palu arit , Syukur Saud belum memastikan apakah benar Partai Buruh punya kader di dalam kampus.
“PB mungkin ini konotasi. Kita belum memastikan, bisa saja itu Persatuan Bulutangkis,” kilahnya. Dia mengatakan, gambar simbol kumunis dan Partai Buruh yang dianggap mencoreng dan gambar yang dianggap melecehkan simbol negara itu dibuat oleh orang yang tidak dikenal.
“Kemungkinan gambar tersebut dibuat malam. Sebab, sehari sebelumnya belum ditemukan. Dan kami tidak tahu gambar itu, ada, secara tiba-tiba,” katanya.
Ia mengatakan, pembuat gambar tersebut akan ditelusuri, dan jika terbukti mahasiswa yang melakukannya akan berikan sanksi tegas, hingga dikeluarkan. Ia juga berpendapat terkait adanya kemungkinan ada gerakan komunis dalam kampus, biarkan BIN yang menelusurinya.
“Kami diserahkan ke BIN untuk masuk ke kampus untuk mencari siapa mereka, dan tidak kemungkinan dari mereka juga ada mahasiswa,” katanya.
Sementara itu, Presiden BEM Jurusan B Inggris, Nahrul Hayat, mengatakan, gambar tersebut hanyalah ekspresi seseorang. Tapi, katanya, ekspresi pembuat gambar itu , sama sekali tidak bisa dipertanggungjawabkan.
“Tidak ada yang mengetahui, siapa orang yang menggambar lambang palu arit tersebut,” katanya.
Status orang yang menggambar juga tidak bisa diidentifikasi. Apakah dia masyarakat biasa, dari dalam kampus, atau orang yang memang ingin memperkeruh suasana.
Selama ini, katanya, kampus memang sangat terbuka dan bisa diakses oleh siapapun. “Kita tidak bisa mengklaim kalau yang menggambarnya adalah seorang mahasiswa. Karena, hingga saat ini kita tidak punya cukup bukti untuk membuktikannya,” katanya.
Dia menduga, gambar tersebut hanya untuk main-main saja dan bukan merupakan pemahaman, apalagi menyangkut masalah ideologi. “Hanya orang yang iseng saja menggambar lambang seperti itu,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa lembaga kemasasiswaan FBS UNM, katanya, menjamin bahwa tidak ada pengurusnya yang sampai menganut paham komunis. Bahkan, dia mencela paham Partai Buruh yang menurut dia selalu mengedepankan kekerasan dalam menyelesaikan masalah. Bukan hanya itu, katanya, mereka juga selalu ingin hidup di dunia bebas, tanpa terikat dengan suatu aturan atau hukum apapun. (tbn/arrahmah.com)