(Arrahmah.com) – Diharapkan rezim Jokowi segera menyelesaikan tragedi Wamena secara adil dan manusiawi. Terlalu banyak saudara muslim yang dibunuh secara biadab oleh teroris OPM, mengapa penguasa tidak menangkap pelakunya?
Dikhawatirkan kisah dibawah ini menginspirasi para mujahid pembela kebenaran dan keadilan!
Seorang pejabat militer pasukan Rusia bernama Bodanov berhenti di salah satu desa permai di negeri Chechnya bersama pasukannya, lalu dengan buasnya si tentara dan beberapa anak buahnya menerobos masuk ke salah satu rumah warga Muslim di sana.
Setelah rumah keluarga Muslim yang tenang itu diterobos, tentara-tentara itu melihat seorang gadis kecil berumur 18 tahun, gadis suci berjilbab, patuh kepada orang tuanya, gadis alim dan taat kepada Rabbnya dan sangat menjaga kesucian dan kehormatan dirinya.
Melihat gadis anggun shalihah itu, si opsir bejat merampas sang gadis dengan keras di hadapan kedua orang tuannya yang sudah tua dan lemah. Si gadis meronta meminta belas kasihan, sementara ibunya yang sudah tua menggelayuti kaki si opsir Rusia yang menyeret si gadis kecil dan mengancam akan memperkosanya.
Gadis cantik berwajah indah itu diseret paksa oleh si opsir, dan air mata menetes deras, hatinya pecah bagai kaca yang terempas.
Si opsir terus menyeret gadis pingitan ini dan membawanya ke sebuah kamar kosong dan dalam sekejab kehormatannya direnggut, kesuciannya dikotori, jeritannya melengking.
Tidak cukup begitu saja, karena di mata tentara-tentara Rusia itu wanita-wania Muslimah adalah mangsa murah yang senantiasa menjadi objek kesewenang-sewenangan mereka.
Selanjutnya si opsir mengambil tali besar, lalu melilit leher segar si gadis, dan si gadis mengerang kesakitan dan kehormatannya yang sudah direnggut. Sang opsir memegang tali yang mencekik lehernya, sementara suaranya melengking keras, ibunya juga menjerit mengaung-aung histeris, Ya Allaaaaaah, ya Allaaaaaaah.
Sampai akhirnya si gadis meregang nyawanya meninggalkan jasad sucinya yang disiksa begitu rupa, menemui Rabb-nya sebagai Syahidah.
Siksaannya tidak cukup begitu saja. Tubuh gadis yang sudah tidak bernyawa dilemparkan tepat ke bawah roda besi kenderaan tank, lalu menyuruh anak buahnya untuk melindas tubuh gadis muslimah yang sudah tidak bernafas itu.
Tank pun bergerak melindas tubuh suci yang selanjutnya terkoyak-koyak, dan para tentara banci Rusia itu menontonya sambil tertawa menyeringai mengejek keluarga Muslimah itu.
Berita penistaan keluarga muslimah ini sampai ke telinga para Mujahidin Muslim Chehnya. Di antaranya ke telinga Pedang-pedang Allah Yang Sedang Terhunus: Khathab, Syamil, Abu Walid.
Para pahlawan Muslim Chehnya bersumpah untuk membalas. Mereka meminta Rusia agar segera menyerahkan si tentara bejat itu atau mereka akan menghukum mati 9 tawanan dari tentara Rusia yang berada di tangan pejuang Chehnya.
Nama 9 tawanan yang semuanya berasal dari pasukan khusus rusia itu dikirim, dan diberi tenggang waktu 24 jam. Setelah tenggang waktun 24 jam usai, Rusia tetap tidak menyerahkan tentara bejatnya.
Maka para Mujahidin menyiapkan sebilah pedang tajam dan menyerahkannya kepada abang kandung dari gadis yang sudah direnggut kehormatannya. Mereka menjejer 9 tawanan Rusia tersebut. Sang abang menebas 9 kepala tentara-tentara bejat rusia dan melepaskan kepala-kepala itu dari badannya, sebagai balasan atas kehormatan saudarinya yang sudah direnggut, balasan atas penghinaan mereka terhadap Umat Islam, balasan terhadap atas kehormatan yang sudah mereka rusak.
Namun, bagi para Mujahidin, 9 nyawa pasukan khusus Rusia itu tentunya belumlah cukup.
Khathab dan rekan-rekannya tetap meminta Rusia untuk segera menyerahkan si tentara bejat perenggut kehormatan gadis muslimah yang tidak bersalah itu, jika tidak maka pembalasan lain akan berlanjut.
Rusia menahan nafas, menunggu, musibah apalagi yang akan mereka terima dari Khathab, Syamil dan para mujahidin Chehnya lainnya.
Tenggang waktu 72 jam yang diberikan sudah habis, tiba-tiba saja sebuah truk yang bermuatan bahan-bahan peledak menabrak pintu gerbang markas besar pasukan khusus Rusia di Chehnya.
Operasi heroik pencari syahid berhasil menembus masuk ke dalam dan truk meledak bagai kiamat, melahap lebih dari 1.500 tentara Rusia dari divisi pasukan khusus.
Para tentara Rusia yang benci-banci itu harus tahu siapa itu kaum Muslimin dan apa artinya kehormatan di mata kaum Muslimin.
Allah senantiasa bersama mereka, dan andai saja saya waktu itu ada bersama mereka, niscaya saya juga ikut menggapai kemenangan dan kegemilangan besar itu.
Ya Allah, jagalah para mujahid di seluruhan belahan dunia Islam, teguhkan mereka, dan beri kami kami kesempatan untuk merasakan manisnya jIhad di jalan-Mu, dan beri kami anugerah mencari syahid untuk mengapai ridha-Mu, ya Allah.
Demikianlah cara menjaga kehormatan wahai saudara-saudara yang bermartabat.
Pemerintah Rusia memenjarakan Bodanov. Bodanov berasal dari kota Odessa-Ukraine yang mayoritas warganya berdarah Yahudi. Bodanov adalah komandan Batalyon Tank 160 dari pasukan khusus Rusia, saat perang Chehnya II (1998-2000).
Bodanov dipenjarakan atau lebih tepatnya disembunyikan untuk sementara waktu (2003-2009) agar tidak terlihat oleh para Mujahidin yang menginginkan nyawanya.
Setelah masa persembunyiannya usai dan Bodanove keluar dari penjara, tidak lama kemudian, abang kandung gadis Chehnya yang pernah memenggal kepala 9 personil pasukan khusus Rusia itu membuntutinya dan memberondongnya tepat di kepala, di jantung kota Moscow di siang hari bolong…
…….
Sekarang umat Islam menunggu Khattab-Khattab baru yang membela kehormatan muslimin Wamena. Jika Khattab itu telah ada, khabari kami untuk turut serta membela kehormatan muslim Wamena.
Irfan S Awwas
(*/arrahmah.com)