Jakarta (armnews) – Tuntutan terhadap pembubaran Ahmadiyah dan counter terhadap isu yang mendiskreditkan kelompok Islam tidak harus dilakukan dengan turun ke jalan. Ba’da Sholat Jum’at, sekitar 200 orang menghadiri Tabligh Akbar bertajuk Membangun Ukhuwah dan Kesatuan Umat Menolak Adu Domba, yang diselenggarakan Forum Umat Islam.
Acara tersebut diisi dengan tausyiah dari tokoh-tokoh Islam, dalam menyikapi Insiden Monas yang di mana tampak indikasi upaya untuk memecahbelah umat Islam.
Ketua Majelis Syuro Front Pembela Islam Habib Muhsin Alatas mengatakan, ada skenario global di balik insiden Monas 1 Juni lalu, di mana agen-agen asing ikut bermain didalamnya.
Bahkan, menurutnya, ada upaya pembunuhan karakter terhadap Habib Rizieq dan FPI yang selalu dengan lantang menyuarakan pembubaran Ahmadiyah.
“Kita menuntut pada pemerintah untuk membubarkan Ahmadiyah dari bumi Indonesia. Kita juga meminta jangan hanya FPI yang diproses, AKKBB juga harus diproses termasuk tokoh intelektualnya seperti Gus Dur, Syafii Maarif dan lainnya juga harus diproses, ” tegasnya yang disambut dengan gema takbir.
Sementara itu, Juru Bicara HTI M. Ismail Yusanto menyatakan, apa yang sedang terjadi ini adalah bentuk ketidakadilan terhadap umat Islam yang merupakan penduduk muslim mayoritas. Ia menegaskan, ketidakadilan ini akan terus terjadi negara ini tidak dipimpin oleh pemimpin yang tidak amanah, dan pemipin yang tergantung pada pihak asing, bukan pada dzat yang maha adil (Allah SWT).
“Dalam situasi seperti ini, umat Islam harus dapat membalikan opini yang sudah berkembang, ” ujarnya.
Ia menilai perhatian berlebihan yang diambil oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pasca Insiden Monas menjadi pertanyaan besar, padahal ketika peristiwa rusuh demo BBM pemerintah sama sekali enggan berkomentar, dan tidak mengeluarkan instruksi yang berlebihan terhadap aparat penegak hukum. Apakah ini skenario untuk menggagalkan terbitnya SKB Ahmadiyah, atau hanya sekedar mengalihkan dari isu BBM?
Sumber: Eramuslim