WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat meyakinkan pada dunia bahwa tewasnya 30 tentara elit AS telah semakin menguatkan tekadnya untuk tinggal di Afghanistan.
Beberapa saat sebelumnya, pada hari Minggu (7/8/2011), sejumlah pejabat AS mengonfirmasi bahwa 30 pasukannya, seorang penerjemah dan tujuh pasukan Afghan tewas hari Sabtu (6/8) akibat serangan mujahidin di provinsi Maidan-Wardak.
Presiden Barack OBama menyatakan bahwa Amerika Serikat terinspirasi oleh perjuangan para tentara bayarannya dalam menjalankan tugas ‘melindungi’ Afghanistan dan ‘mempertaruhkan harga diri’.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS, Leon E. Panetta, mengatakan “AS akan tetap tinggal di Afghanistan dan menyelesaikan misi “para prajurit yang telah kehilangan nyawa mereka di Afghanistan”.
Hal ini pun ditegaskan oleh Laksamana Mike Mullen. Menurut Mullen, militer AS perlu tetap berkomitmen pada misinya di Afghanistan.
“Pertarungan berlanjut,” tegasnya.
Insiden ini dinilai yang terburuk bagi pasukan koalisi salibis sejak pasukan internasional Amerika dan lainnya menyerang Afghanistan untuk menggulingkan Taliban pada 2001 pasca serangan 11 September di Amerika Serikat. (althaf/arrahmah.com)