KARLOVO (Arrahmah.com) – Ratusan rakyat Bulgaria berkumpul pada Sabtu (9/11/20130) untuk memprotes usulan ummat Muslim yang ingin mengembalikan Masjid Tua Kota Karlovo kepada Kepala Mufti dan membukanya kembali sebagai tempat beribadah jamaah Muslim, sebagaimana dirilis oleh onislam (9/11/).
“Kami tidak akan membiarkan ini,” kata Stoyo Karagenski, ketua Dewan Kota Karlovo seperti dikutip oleh kantor berita Focus.
Karagenski menambahkan bahwa rakyat Bulgaria akan sangat terluka jika ada masjid di dekat rumah Vasil Levski, seorang “revolusioner” Bulgaria dan seorang “pahlawan” nasional Bulgaria yang dijuluki “Apostle of Freedom”.
Protes meletus setelah muncul kembali rencana untuk mengembalikan masjid “Kurshum Dazamiya” kepada Kepala Mufti.
Masjid dengan menara tertinggi di negara ini, saat ini tidak beroperasi sebagai rumah ibadah.
Pada protes tersebut, para pengunjuk rasa membawa poster yang berbunyi : “Karlovo berterima kasih kepada rakyat Bulgaria atas dukungan mereka”, ” Rasul kami tidak akan membiarkan”, “Saudara-saudara dari Karlovo, Kazanlak bersama dengan Anda!”.
Walikota Emil Kabaivanov menekankan dalam pidatonya bahwa ia akan melakukan segala kemungkinan untuk melindungi kepentingan orang Karlovo di Pengadilan.
Masjid yang berbeda di Bulgaria juga telah ditutup untuk kegiatan ibadah sejak berdirinya rezim komunis pada tahun 1944 yang telah menyita tempat ibadah Ummat Muslim dan tetap menutupnya selama beberapa dekade.
Setelah jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1989, properti yang telah disita mulai dikembalikan.
Awal tahun ini, April, terungkap bahwa Masjid Taskopru (Jembatan Batu), tempat ibadah abad ke-16 di Plovdiv, telah berubah menjadi sebuah bar dan restoran.
Kisah tragis masjid ini dimulai sejak adanya gempa bumi yang menyebabkan kerusakan pada bangunan bersejarah tersebut.
Untuk memperbaiki menara masjid yang hancur karena gempa, sebagian dari tanah itu dijual, tetapi perbaikan tidak dapat diselesaikan karena uang yang dikumpulkan belum mencukupi.
Namun, Masjid Taskopru, yang diharapkan akan kembali ke kantor Mufti daerah, telah diberikan kepada dua orang Bulgaria berdasarkan putusan pengadilan, yang kemudian menyewakan masjid itu kepada orang-orang yang kemudian digunakan sebagai “Kedai Yunani ” , “Restoran Italia , ” dan bar. (ameera/arrahmah.com)