XINJIANG (Arrahmah.com) – Imam masjid terbesar di China, yang memiliki reaksi sangat kritis terhadap kekerasan etnis minoritas Muslim Uighur di wilayah Xinjiang, telah syahid (insyaa Allah) ditikam oleh pelaku tak dikenal, menurut saksi dan pejabat setempat, sebagaimana dilansir RFA pada Rabu (30/7/2014).
Jume Tahir, imam Masjid Id Kah Uyghur di kota Silk Road kuno Kashgar di wilayah Xinjiang China barat, ditemukan dalam genangan darah di luar rumah pada shubuh hari, Rabu (30/7).
Abdugheni Dolkun, direktur komite stabilitas lingkungan di kota Kashgar, mengatakan bahwa “Tahir (70), telah dibunuh.”
“Ia adalah seorang relijius yang patriotik, dan ia kehilangan nyawanya dalam pembunuhan,” kata Dolkun kepada layanan RFA Uighur. “Saat ini, kami sibuk membuat pengaturan untuk pemakamannya.”
Sementara, seorang pemilik toko di sebuah pasar dekat masjid mengatakan saat ia akan membuka tokonya, ia melihat polisi sibuk membersihkan sebuah kerumunan besar yang telah berkumpul di lokasi pembunuhan.
“Saya melihat tubuh tergeletak di depan Masjid Id Kah dan ketika saya bertanya kepada satu dari merekayang meninggalkan tempat kejadian tentang keributan dan kehadiran polisi, katanya jenasah itu adalah Jume Tahir,” kata pemilik toko, berbicara dengan syarat anonimitas.
‘Hal terakhir’
Warga Kashgar lain mengatakan ia pergi ke kediaman Tahir, yang menjabat sebagai wakil presiden Asosiasi Islam China, Rabu malam untuk “memberikan penghormatan terakhir saya” kepadanya.
“Saya tidak tahu siapa yang membunuhnya atau mengapa dia dibunuh, tidak ada yang berani mengajukan pertanyaan ini anggota keluarga-Nya dan kerabat menangis mereka mengatakan ia dibunuh,” katanya.
“Apa yang saya dengar, saat ia kembali dari masjid, ia ditikam sampai mati.”
Tahir (70) adalah imam Masjid Id Kah yang berusia hampir 600 tahun, yang terbesar di Cina, dan merupakan tempat jamaah melaksanakan shalat Jumat paling utama Muslim Cina.
Masjid ini berdiri di atas tanah seluas 16.800 meter persegi (180.833 kaki persegi), dibangun pada 1442.
Para pejabat tidak bisa memastikan motif pembunuhan Tahir pada Jum’at (1/8). Ini terjadi dua hari setelah kerusuhan berdarah meletus di Yarkand (dalam bahasa Cina, Shache) county di prefektur Kashgar selama perayaan Idul Fitri yang menandai akhir bulan puasa Ramadhan 1435 H.
“Kerusuhan dimulai Senin pagi (28/7) Ketika kelompok Uyghur menyerang sebuah kantor polisi dan kantor-kantor pemerintah di kota Elishku, mendorong polisi untuk menembaki kerumunan, mengakibatkan banyak orang meninggal atau terluka,” pejabat setempat mengatakan kepada RFA.
Orang-orang Uyghur yang tampaknya marah atas pembatasan selama bulan suci Ramadhan dan pembunuhan yang dilakukan polisi terhadap lima keluarga awal bulan ini, diarahkan kepada pejabat setempat. Innalillahi wainna ilaihi rooji’uun. (adibahasan/arrahmah.com)