JAKARTA (Arrahmah.com) – CIIA menerima laporan dari salah satu keluarga korban penembakan Densus 88, bahwa Tamrin bin Panganro yang diculik Densus dengan kondisi luka tembak di Pasar Daya, pada Jum’at 4 Januari 2013 itu kini berada di Jakarta.
Hal itu disampaikan Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya terkait perkembangan terbaru korban kebrutalan Densus 88 kepada arrahmah.com, Minggu (3/2/2013).
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, Seseorang yang mengaku aparat, meminta istri korban, Bunga Rosi untuk datang ke Polda untuk membicarakan nasib suaminya Tamrin yang diculik Densus 88 itu.
“Sabtu malam Ahad (2/12013) tepatnya jelang magrib seseorang yang mengaku aparat dari polda Sulselbar menelepon istri Tamrin bin Panganro. Dari aparat tersebut menuturkan, agar istri Tamrin datang ke Polda untuk diajak bicara dan disampaikan informasi tentang Tamrin. Pengakuan aparat tersebut, Tamrin baru 3 hari yang lalu (hari Rabu) dibawa ke Jakarta,” papar Harits.
Atas peristiwa tersebut, ia merasa sangat prihatin dengan tindakan aparat yang zalim, karena menangkap tanpa ada surat penangkapan resmi terhadap Tamrin hingga sekarang.
“Dari kasus ini, kita sangat prihatin dan menyesalkan tindakan aparat yang tidak beradab. Karena sampai sekarang tidak ada surat pemberitauan penangkapan dan penahanan Tamrin,”.
Lebih dari itu, menurut Harits sudah satu bulan, keberadaan Tamrin tidak diketahui kabarnya bak hilang ditelan bumi.
“Terhitung sudah sebulan posisi Tamrin tidak jelas rimbanya. Keluarga juga tidak pernah secara resmi mendapatkan informasi dari aparat Densus 88 perihal penangkapan atau penahanan dan posisi Tamrin,” tuturnya.
Identitas satu jenazah yang belum diketahui
Sementara itu, berdasarkan informasi yang didapatkan CIIA, masih ada satu lagi jenazah yang belum diketahui identitasnya dan kini masih berada di RS.Polri, Kramat Jati. Harits menduga ada kemungkinan jenazah tersebut adalah sosok Tamrin bin panganro yang hilang sudah sebulan ini.
“Saya duga itu jenaza Tamrin, mengingat istri Thamrin coba dilobbi aparat untuk membicarakan nasib Tamrin. Kemungkinan ada apa-apanya, jika itu benar, ini kezaliman luar biasa, sebab Tamrin dibawa hidup-hidup. Dan kasus ini diluar kebiasaan, biasanya tersangka segera diubungi keluarganya untuk diketahui kejelasan nasibnya” tegas Harits.
Ia pun kini tengah mencari bukti untuk memverifikasi dugaannya tersebut agar dapat melakukan upaya hukum dan lainnya dalam rangka membela Tamrin.
“kalau sudah ada bukti yang cukup, kita bersama TPM akan mengurus ini,” pungkasnya. (bilal/arrahmah.com)