SURIAH (Arrahmah.com) – Sedikitnya 43 orang tewas ketika sebuah pesawat tempur rezim melakukan serangan gas klorin di barat laut provinsi Idlib Suriah pada Selasa (4/4/2017), menurut seorang pejabat pertahanan sipil setempat.
“Ada banyak anak-anak di antara mereka yang tewas,” kata Enes Berakat kepada Anadolu Agency.
Laporan Al-Bawaba menyebutkan korban tewas bertambah dan telah mencapai 70 orang, innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Dia mengatakan lebih dari 215 orang luka-luka dalam serangan yang menargetkan kota Khan Shaykun di Idlib itu.
Serangan hari Selasa ini terjadi satu hari setelah sebuah pesawat rezim melakukan serangan gas klorin yang sama di kota Al-Kebiasaan di Idlib, yang berdampak pada 20 orang.
Tahun lalu, sebuah panel investigasi yang ditunjuk PBB menemukan bahwa senjata kimia digunakan pada 2014 dan 2015. Namun, tidak ada langkah-langkah penindaklanjutan yang diambil.
Gas klorin adalah salah satu dari beberapa elemen dan senyawa yang digunakan dalam serangan kimia yang menghancurkan, sangat dilarang oleh perjanjian internasional. Pada tingkat tinggi, paparan gas ini dapat menyebabkan mati lemas karena cedera kimia dalam saluran pernapasan yang mengakibatkan penumpukan cairan yang parah di paru-paru. Anak-anak dan manula begitu rentan terserang.
Sejak Maret 2011, oposisi Suriah telah menuntut diakhirinya lebih dari 44 tahun kekuasaan keluarga Asad dan pembentukan negara demokratis.
Rezim Suriah telah menanggapi protes tersebut dengan kekuatan militer, mendorong negara itu ke dalam pertempuran berdarah yang terus berlangsung antara pasukan rezim dan oposisi.
Sejak itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta menjadi pengungsi di seluruh negeri, menurut PBB.
Sumber lain menyebutkan korban tewas dari konflik enam tahun ini telah mencapai lebih dari 470.000 orang. (banan/arrahmah.com)