TEPI BARAT (Arrahmah.com) – “Mati kau anak ‘pelacur’! Mati!” teriak seorang pria “Israel” di hadapan seorang remaja Palestina yang tengah terluka parah dan bersimbah darah, ia dibiarkan begitu saja sampai ajal menjemput sementara polisi Zionis berdiri di sekelilingnya tidak melakukan apa-apa. Salah satu polisi berulangkali mendorong anak tersebut dengan kakinya setiap kali ia mencoba untuk duduk, lansir IMEMC pada Senin (12/10/2015).
Sementara sang korban mengalami pendarahan, ekstrimis Yahudi dan polisi Zionis terus menonton dan berteriak padanya dalam campuran bahasa Arab dan Ibrani: “Mati kau anak ‘pelacur’! Mati kau anak ‘pelacur’!” Dan seorang polisi lainnya mengatakan: “Berikan dia kenikmatan, tembak kepalanya!”
Para polisi bengis tersebut tidak menembaknya, namun membiarkannya bersimbah darah tergeletak di tanah karena luka di kepalanya, kaki patah dan cedera serius lainnya. Anak itu mampu mengangkat kepalanya beberapa kali, namun polisi bengis menendangnya hingga ia menghembuskan nafas terakhir.
Anak Palestina yang dibunuh dengan cara brutal tak kenal ampun telah diidentifikasi sebagai Hasan Khaled Manasra (15), sementara sepupunya Ahmad Saleh Manasra (13), mengalami cedera serius. Keduanya berasal dari Beit Hanina di Yerusalem yang diduduki.
Insiden itu terjadi di dekat pemukiman ilegal Pisgat Zeev di Yerusalem yang diduduki. Polisi mengklaim kedua anak tersebut telah menusuk dua pemukim “Israel” dan melukai keduanya.
Seorang pemukim ilegal ekstrimis Yahudi yang mengejar mereka juga sengaja menabrak Ahmad. Namun polisi tidak bisa memberikan bukti untuk menghubungkan kedua korban dengan kejahatan yang diklaim telah dilakukan oleh mereka.
Seorang warga yang berada di lokasi kejadian sempat merekam adegan brutal tersebut sebelum akhirnya polisi mengusirnya.
Sejak 1 Oktober, ketika dua warga “Israel” tewas dalam sebuah serangan oleh warga Palestina di Yerusalem, 26 warga Palestina telah tewas termasuk seorang wanita hamil dan putrinya yang berusia 2 tahun dalam pengeboman oleh “Israel” pada Ahad (11/10) pagi. Lebih dari 1.200 warga Palestina lainnya telah terluka, banyak dari mereka terkena peluru tajam yang ditembakkan oleh pasukan Zionis ke arah pengunjuk rasa Palestina.
Selama jangka waktu tersebut, tidak ada warga “Israel” yang tewas di luar dua orang yang tewas dalams erangan 1 Oktober. Selain itu, otoritas Zionis “Israel” berulangkali berbohong mengenai korban Palestina, mengklaim bahwa mereka dibunuh karena berupaya untuk menusuk atau menyerang warga “Israel”, namun saksi mata dan video membantah klaim tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)