DAMASKUS (Arrahmah.com) – Saat makanan mulai mengalir ke wilayah yang dikuasai diktator Suriah Bashar al Assad setelah beberapa bulan mengalami gangguan, beberapa sekutu dekat Assad berdiri untuk mengambil keuntungan besar dari perdagangan rahasia, menurut sumber-sumber perdagangan dan oposisi yang mengetahui situasi ini.
Saat perang memasuki tahun ketiga, Suriah sedang menghadapi panen gandum terburuk dalam tiga dekade terakhir.
Menggunakan perusahaan terdepan dan jaringan pelayaran, jaringan komersial dan logistik kini muncul bertujuan tidak hanya untuk mendapatkan komoditas pangan tetapi untuk menghasilkan keuntungan besar bagi anggota lingkaran dalam Assad, lapor Al Arabiya (15/11/2013).
Sumber menolak untuk diidentifikasi karena sensitivitas informasi.
Rami Makhlouf, sepupu Assad dan pemegang keuangan rezim, bersama dengan Ayman Jaber, adalah di antara mereka yang terlibat dalam perdagangan melalui perantara, ujar sumber-sumber.
“Tokoh kunci dalam rezim telah menciptakan perusahaan dan menggunakan jalur pelayaran untuk mengamankan pasokan makanan ke Suriah. Ini juga bisnis yang menguntungkan dan semua orang berdiri untuk mendapatkan itu,” ujar salah satu sumber.
“Orang-orang yang terlibat berada di balik layar saja, tidak terdapat banyak kertas. Namun inilah yang terjadi. Saat sebuah perusahaan diketahui, perusahaan lainnya akan terbentuk dan menjaga untuk tetap beroperasi,” ujar sumber menambahkan. Sejauh ini Makhlouf dan Jaber menolak untuk berkomentar.
Lingkaran dalam
Ayman Abdel Nour, seorang mantan teman Assad di perguruan tinggi dan juga penasehat Assad yang telah meninggalkan Suriah di tahun 2007 dan kini menjadi tokoh oposisi, mengatakan anggota lingkaran dalam telah terlibat dalam urusan perekonomian.
“Mereka adalah orang-orang yang membantu dia (Assad) untuk terus berjalan. Tidak ada pendapatan bagi pemerintah, tidak ada yang membayar pajak dan mereka tidak mengekspor minyak. Ini adalah permainan untuk bertahan hidup saat ini dan mereka terlibat dalam apapun yang mereka bisa,” ujar Abdel Nour seperti ditulis dalam situs all4syria.info.
Abdel Nour dan sumber perdagangan mengatakan jaringan yang beroperasi di Eropa dan Timur Tengah khususnya di Libanon, memfasilitasi perdagangan tersebut.
Beberapa pekan terakhir, kargo makanan termasuk gandum untuk membuat roti, gula dan beras, sudah mulai mengalir dalam jumlah besar, dibantu oleh dibukanya rekening bank yang dibekukan yang sebelumnya dikenakan sanksi.
Sumber perbankan menunjukkan beberapa bank Timur Tengah yang beroperasi di Eropa, telah membekukan dana Suriah termasuk Perancis, Italia dan Jerman. Pada bulan September, seorang juru bicara kementerian perdagangan mengatakan Perancis telah membuka penggunaan aset bank Suriah yang dibekukan untuk membayar ekspor makanan.
“Menetapkan jalur pasokan untuk komoditas dasar seperti makanan dan bahan bakar telah menjadi penting bagi rezim untuk mengalahkan oposisi bersenjata,” ujar Torbjon Soltvedt, konsultan resiko Maplecro.
“Para elit usaha kecil yang mengontrol sebagian besar perekonomian Suriah memiliki insentif yang sangat kuat untuk memperkuat ekonomi paralel untuk meminimalkan kerugian keuangan yang disebabkan oleh perang.”
Sumber perdagangan mengatakan salah satu dari mereka yang bertindak atas nama negara adalam Aman Group, perusahaan yang dijalankan oleh keluarga Foz dari kota pesisir Latakia dan bertindak sebagai broker untuk transaksi gabah dengan perusahaan pembeli, Hoboob. Aman dan perwakilan keluarga Foz tidak bisa dihubungi untuk merinci hal ini.
AS dan Uni Eropa telah memberlakukan sanksi terhadap Assad dan pemerintahannya yang meliputi pembekuan aset perbankan. Perdagangan pangan untuk kemanusiaan Suriah dibebaskan dari sanksi sehingga importir kargo makanan resmi tidak akan dianggap melanggar sanksi.
Perdagangan ini melibatkan broker untuk mengatur penawaran dan pelayaran untuk mengirimkan barang, hal ini sangat menguntungkan.
Sebuah kargo bermuatan 100.000 ton gandum, menarik keuntungan sedikitnya 3 juta USD sapai 4 juta USD. Pengiriman gula juga membawa 5 sampai 7 persen keuntungan, juga berarti jutaan dollar dalam margin.
“Hal ini tidaklah mengherankan bahwa sangat banyak orang-orang Assad di sepanjang rantai pasokan yang terlibat untuk mendapatkan uang, itu adalah sekali seumur hidup kesempatan bagi orang banyak,” uajr sumber perdagangan Timur Tengah. (haninmazaya/arrahmah.com)