SANA’A (Arrahmah.com) – Selama beberapa dekade, Yaman menderita kekurangan pangan yang mempengaruhi hampir setengah dari populasi negara itu, termasuk ratusan ribu anak.
Pemberontakan rakyat melawan kediktatoran selama puluhan tahun dan ketidakstabilan mengakibatkan rusaknya infrastruktur negara dan melemahkan kemampuan pemerintah untuk menyediakan layanan dasar bagi masyarakat miskin, ditambah korupsi yang merajalela di tubuh pemerintahan.
Sekitar 60 persen anak-anak Yaman kekurangan gizi kronis dan sekitar 15 persen (di bawah usia 5 tahun) menderita kekurangan gizi akut, menurut laporan UNICEF Yaman seperti dilansir Al Arabiya.
Jeremy Hopkins, kepala kantor UNICEF Yaman mengatakan anak Yaman berada dalam posisi kedua dunia yang mengalami malnutrisi.
“Seorang anak yang kekurangan gizi kronis akan mengalami masalah seumur hidup dan tantangan psikologi. Dia tidak akan mencapai perkembangan penuh,” ujar Hopkins.
Kurangnya makanan dan sanitasi buruk
Menurut data yang terkumpul, setengah dari anak-anak penderita gizi buruk menderita diare akibat tidak mencuci tangan mereka setelah pergi ke toilet disertai praktek-praktek tidak sehat lainna.
Minimnya produk makanan juga menyebabkan seorang anak menjadi rentan terhadap kekurangan gizi.
Harga pangan meningkat tajam di Yaman sehingga sangat sulit bagi keluarga Yaman memberi makan anak-anak mereka. Warga juga mengalami kesulitan untuk akses air bersih, layanan sosial dan kesehatan. (haninmazaya/arrahmah.com)