BATAM (Arrahmah.com) – Misteri kematian Muhammad Maulana, yang ditemukan tewas mengambang di kolam pencucian plastik bekas di kawasan Ruli RT 07 RW 04, Tanjunguma, Batam, Kepri, terungkap.
Seperti dikutip dari batampos.co.id, Ahad (14/2), bahwa balita 2,7 tahun ini ternyata tewas dianiaya oleh bapak kandungnya, M Efendi. Dilaporkan bahwa Efendi menendang kuat tubuh Maulana hingga terpental 2 meter dan membentur kayu.
Bocah malang itu harus meninggal di tangan ayah kandungnya hanya karena alasan yang sederhana, buang air besar (BAB) di celana.
Setelah membunuh anaknya kandungnya, bapak sadis berusia 33 tahun ini mencoba menutup rapat perbuataanya dengan berakting bahwa kehilangan anak dan melaporkan ke polisi.
Efendi juga memberi tahu kepada warga jika anaknya hilang entah kemana. Warga sekitar pun ikut mencari keberadaan Maulana yang diinformasikan hilang pada Jum’at (12/2) pukul 11.00 WIB.
Dari hasil permcarian tersebut, Maulana ditemukan tewas mengambang di dalam kolam sedalam 30 cm pada Sabtu (13/2) sekitar pukul 05.30 WIB.
Penemuan mayat itu pun menghebohkan warga sekitar. Mereka langsung melaporkan ke polisi terkait penemuan Maulana yang sudah tak bernyawa. Polisi langsung turun ke TKP melihat kondisi korban.
Polisi melihat tanda-tanda penganiayaan di tubuh Maulana. Menilai ada yang tak beres pada tubuh korban, polisi pun memvisum korban.
Muhammad Efendi (36) akhirnya mengaku telah membunuh anaknya sendiri Muhammad Maulana yang masih berusia 2 tahun 7 bulan. Cara Efendi menghabisi anaknya benar-benar sadis. Efendi menendang anaknya hingga terpental sejauh dua meter.
Pria asal Medan tersebut menendang anaknya lantaran kesal, sebab anaknya buang air besar di celana.
“Saya kesal karena anak saya berak (BAB) di celana, sama marahin dia,” ujar pelaku di Polsek Lubukbaja, Ahad (14/2), sebagaimana dilansir oleh Batam News.
Pria yang kerja serabutan itu menceritakan, saat marah, ia mengambil ancang-ancang empat langkah ke belakang sebelum menendang anaknya.
Tendangan tersebut tepat mengenai perut bagian kanan korban, hingga terpental sejauh dua meter lebih dan punggung membentur kayu.
“Saya tendang, dia terpental dua meter ke belakang dan membentur kayu,” ungkap ayah korban yang ditetapkan sebagai tersangka.
“Dari hasil otopsi terdapat luka lebam pada tubuh korban, pendarahan pada ginjal kanan, lecet di selaput usus, dan memar pada bagian punggung. Paru-paru korban juga tidak ada air,” terang Kapolsek Lubukbaja, Kompol I Dewa Nyoman ASN.
Maulana ditinggalkan ibunya pergi memulung bersama dengan bapaknya di rumah. Saat pulang memulung, si ibu menanyakan keberadaan Maulana pada suaminya. Efendi menjawab kalau sang anak pergi bermain.
(ameera/arrahmah.com)