KABUL (Arrahmah.com) – Sebuah ledakan di sebuah masjid saat salat Jumat (12/6/2020) di bagian barat ibukota Kabul telah menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai sedikitnya delapan orang, kata kementerian dalam negeri Afghanistan.
“Bahan peledak yang ditempatkan di dalam Masjid Sher Shah Suri meledak saat salat Jumat,” kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kementerian, yang menambahkan bahwa pemimpin sholat masjid Azizullah Mofleh termasuk di antara mereka yang terbunuh.
Juru bicara kementerian dalam negeri Tariq Arian mengatakan polisi telah menutup daerah itu dan membantu memindahkan korban cedera ke ambulans untuk dilarikan rumah sakit terdekat.
Arian mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa insiden itu terjadi di lingkungan mewah kota Karta-4.
Tidak ada kelompok yang segera mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu tetapi serangan masjid awal bulan ini diklaim oleh afiliasi kelompok ISIL (atau ISIS), yang berkantor pusat di provinsi Nangarhar, Afghanistan timur.
“Yang menarik, setiap kali terdapat proses perdamaian mendapatkan momentum dan langkah, anda harus menghadapi serangan serupa di negara ini,” Habib Wardak, seorang analis keamanan nasional yang berbasis di Kabul, mengatakan kepada Al Jazeera.
“Kelompok Negara Islam mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang terjadi pekan lalu di sebuah masjid di Kabul, jadi terlepas dari kenyataan bahwa anda memiliki berita dan konferensi pers dari pemerintah bahwa mereka telah menghilangkan ISIL, bagaimana mereka dapat melakukan operasi yang sedemikian canggih?”
Dalam sebuah pos media sosial, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahed, mengatakan serangan ini adalah bagian dari persekongkolan “musuh” pada saat yang krusial ketika pembicaraan damai sedang berlangsung.
Pemerintah Afghanistan menyebut serangan itu “tidak manusiawi” dan “bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.”
Stefano Pontecorvo, perwakilan sipil senior NATO di Kabul, menekankan para pelaku harus diadili.
“Ketika kita menghadapi peluang historis untuk perdamaian, para pengganggu tidak bisa dibiarkan. Kami berdiri dengan #Afghanistan dalam perang melawan teror,” katanya di Twitter.
Ledakan Jumat memiliki kesamaan dengan ledakan yang lain awal bulan ini, ketika sebuah ledakan menghantam sebuah masjid Kabul yang terkenal dan menyebabkan kematian ulama Afghanistan terkenal, Maulvi Ayaz Niazi.
“Dalam serangan ini, imam tampaknya menjadi target, bukan orang banyak. Mereka adalah para imam yang telah mendukung proses perdamaian dengan gerakan Taliban,” kata Wardak.
“Aspek politik lain untuk jenis serangan ini adalah bahwa ada perusak perdamaian yang berusaha menyampaikan pesan bahwa perdamaian dengan Taliban tidak akan menghapus kekerasan di negara itu karena anda memiliki ISIL.”
Amerika Serikat menyalahkan ISIS atas serangan mengerikan bulan lalu di sebuah rumah sakit bersalin di ibu kota yang menewaskan 24 orang, termasuk dua bayi dan beberapa ibu baru.
Afiliasi ISIL juga bertanggung jawab atas serangan terhadap sebuah bus yang membawa wartawan di Kabul pada 30 Mei, menewaskan dua orang.
Pihaknya juga mengklaim serangan terhadap pemakaman orang yang setia kepada pemerintah bulan lalu yang menewaskan 35 orang.
Sementara itu, AS berusaha menengahi pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban untuk mengakhiri perang selama 18 tahun.
Utusan perdamaian Washington Zalmay Khalilzad berada di wilayah itu awal pekan ini berusaha menyadarkan kembali perjanjian perdamaian AS dengan Taliban.
Kesepakatan damai yang ditandatangani Februari lalu menyerukan penarikan pasukan AS dan NATO dari Afghanistan dengan imbalan komitmen Taliban untuk tidak melancarkan serangan terhadap AS atau sekutunya. (Althaf/arrahmah.com)