KABUL (Arrahmah.com) –Syaikh Abu Khalil al Sudani, seorang pemimpin senior Al-Qaeda yang bertugas di bawah arahan langsung Syaikh Ayman Azh-Zhawahiri, dikabarkan syahid dalam sebuah serangan udara AS di Afghanistan pada 11 Juli di Afghanistan timur. Serangan udara tersebut terjadi di distrik Bermal provinsi Paktia, sebuah distrik yang pernah menjadi markas operasional AS sebelum Amerika memutuskan untuk menarik sebagian besar pasukannya dari Afghanistan selama tiga tahun terakhir.
Muqawamah melansir LWJ pada Sabtu (25/7/2015) bahwa, saat melakukan perjalanan di Irak, Menteri Pertahanan AS Ashton Carter, mengatakan kepada wartawan bahwa Syaikh As-Sudani berhasil mereka eksekusi bersama dengan dua orang Mujahidin yang tidak disebutkan namanya.
Associated Press (AP) melaporkan bahwa Carter menggambarkan Syaikh As-Sudani sebagai anggota Majlis Syura Al-Qaeda, atau dewan eksekutif pengambil keputusan, serta kepala operasi bom bunuh diri dan bahan peledak Al Qaeda, .
AP juga menyebutkan bahwa Amerika juga menuduh Syaikh As-Sudani sebagai koordinator operasi militer melawan pasukan koalisi Afghanistan dan Pakistan, dan mempertahankan ikatan baiat dan hubungan yang harmonis dengan Syaikh Ayman al Zawahiri, pemimpin Al-Qaeda. Seorang pejabat militer AS juga menyatakan bahwa Syaikh As-Sudani memiliki tangan dalam jaringan operasi eksternal Al-Qaeda, dan dianggap sebagai ketua perencana serangan terhadap AS dan Barat.
Di kalangan Mujahidin, Syaikh As-Sudani adalah seorang pemimpin Al-Qaeda veteran yang melancarkan jihad di Afghanistan melawan Uni Soviet bersama Syaikh Usamah bin Ladin.
Surat-surat Syaikh Usamah bin Ladin berulang kali menyebutkan tentang Syaikh Sudani.
Peran Syaikh As-Sudani dalam tanzhim Al-Qaeda berulangkali disebutkan dalam surat-surat resmi Syaikh Usamah bin Ladin yang dicuri oleh Amerika dari kompleks markas Syaikh Usamah bin Ladin di Abbottabad, Pakistan. Dokumen dan surat-surat Syaikh Usamah tersebut menunjukkan bahwa As-Sudani adalah salah satu orang yang paling dipercaya oleh Syaikh Usamah bin Ladin.
Sebuah surat dari Syaikh Usamah bin Ladin tertanggal 7 Agustus 2010 yang ditujukan kepada Syaikh Athiyatullah Al-Libi, yang menjabat sebagai Komandan Pelaksana Harian Al-Qaeda pada saat itu, membahas tempat Sudani di urutan kekuasaan Al-Qaeda. Dalam surat tersebut, Syaikh Usamah bin Ladin ingin agar Syaikh As-Sudani bertugas sebagai wakil Syaikh Athiyatullah Al-Libi, meskipun Syaikh Usamah tetap memberikan keluasan bagi Syaikh Athiyatullah untuk menempatkan Syaikh As-Sudani untuk bertugas pada jabatan lainnya, jika beliau tidak bisa menerima tugas itu. Posisi Komandan Pelaksana Harian Al-Qaeda adalah salah satu peran yang paling senior organisasi dan pengendalian jihad dalam kapasitas yang memiliki tanggung jawab seluruh dunia.
Dalam perkembangannya, Syaikh As-Sudani tidak ditugaskan untuk menjadi wakil Syaikh Athiyatullah Al-Libi. Sebaliknya, Syaikh Abu Yahya Al-Libi lah yang kemudian mengambil tanggung jawab ini. Syaikh Abu Yahya Al Libi kemudian menggantikan Syaikh Athiyatullah yang syahid dalam serangan pesawat tanpa awak AS pada bulan Agustus 2011, sebagai Komandan Umum Pelaksana Harian Al-Qaeda. Syaikh Abu Yahya Al Libi kemudian syahid oleh rudal pesawat tak berawak yang ditembakkan pada Juni 2012. Nasir al Wuhayshi, Emir AQAP, akhirnya ditunjuk sebagai Komandan Umum Pelaksana Harian Al-Qaeda pada tahun 2013. Syaikh Nashir Al-Wuhayshi juga akhirnya Syahid dalam kampanye drone AS pada bulan Juni. Setelah itu, Identitas penerus Syaikh Nashir al Wuhayshi yang bertugas sebagai Komandan Umum Pelaksana Harian Al-Qaeda tidak diketahui publik.
Terlepas dari kenyataan siapa sebenarnya yang hari ini menjadi Komandan Umum Pelaksana Harian Al-Qaeda, Syaikh Sudani terus menjalankan tugas-tugas penting Al Qaeda dalam berbagai lini. Sebuah informasi dari sumber yang terpercaya menyebutkan bahwa beliau bertugas menggantikan Syaikh Khalid Al-Husainan.
Dalam surat lain yang ditulis pada awal April 2011, Syaikh Athiyatullah menunjuk Syaikh As-Sudani untuk menjadi penanggung jawab keselamatan sekaligus sebagai pelatih Hamzah bin Ladin, putra Sayikh Usamah. Pada saat itu, Hamzah bin Ladin baru saja dibebaskan dari tahanan di Iran, dan Syaikh Athiyatullah benar-benar berhati-hati dalam mengawal pergerakan putra Syaikh Usamah ini dan Syaikh Athiyatullah, sangat memahami bahwa Hamzah bin Ladin aman jika bersama dengan Abu Khalil al Sudani.
Al Qaeda tetap kokoh di Afghanistan timur
Syahidnya Syaikh As-Sudani justru semakin menambah kekhawatiran Amerika, yang semakin menyadari bahwa Al-Qaeda terus mempertahankan kehadiran yang signifikan di Afghanistan, dan bahwa Taliban memegang kekuasaan de facto di seluruh negeri. Kehadiran pemimpin Al-Qaeda sekelas Syaikh as-Sudani di distrik Bermal di Paktia menunjukkan bahwa kelompok jihad yakin bahwa komandan senior bisa beroperasi di sana dengan tanpa ancaman berarti dari Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan. (adibahasan/arrahmah.com)