DAMASKUS (Arrahmah.com) – Sumber-sumber aktifis di Suriah menyebutkan pada Selasa (29/5/2012) bahwa sedikitnya 15 ribu warga sipil muslim Suriah telah dibantai oleh rezim Suriah selama 14 bulan berlangsungnya revolusi rakyat. Lebih dari 1000 korban adalah anak-anak dan wanita.
Cara militer rezim Suriah membantai anak-anak dan wanita setiap hari semakin sadis, dengan peluru tajam maupun bombardir tank dan mortar. Namun pembantaian di distrik Houla, propinsi Homs yang menewaskan sedikitnya 150 warga sipil termasuk 50 anak-anak merupakan pembantaian paling biadab. Pembantaian di Houla menuai kecaman luas dunia internasional.
Situs Suriah Human Rights Watch melaporkan propinsi Homs menempati peringkat teratas jumlah korban, di mana sedikitnya 6208 warga sipil muslim gugur, termasuk 556 anak-anak. Di propinsi Idlib, sedikitnya 2761 warga sipil muslim gugur, termasuk 116 anak-anak. Sementara di propinsi Himah, sedikitnya 1758 warga sipil muslim gugur oleh kebiadaban militer rezim Suriah.
Militer rezim Suriah tidak hanya membantai warga sipil muslim Suriah. Data-data lapangan yang dikumpulkan oleh sejumlah organisasi kemanusiaan di Suriah menunjukkan 77 korban berkewarga negaraan asing, mayoritas adalah pengungsi Palestina. Sejumlah wartawan Barat dan Arab yang meliput di lapangan juga menjadi sasaran pembantaian militer rezim Suriah.
Di tengah kecaman dunia internasional, Rusia dan Iran masih terus mengirimkan bantuan persenjataan dan personil militer kepada rezim Nushairiyah Suriah untuk membantai rakyat sipil muslim. Negara-negara Arab sibuk melayangkan kecaman terhadap kebiadaban rezim Suriah. Di sisi lain negara-negara Arab tidak memberikan bantuan ekonomi, medis, dan militer apapun kepada rakyat muslim Suriah. Bahkan negara-negara Arab memperketat penjagaan wilayah perbatasannya untuk mencegah umat Islam memberikan bantuan kepada rakyat Suriah.
(muhib almajdi/arrahmah.com)