XINJIANG (Arrahmah.com) – Aparat keamanan otoritas kafir Cina menembak mati lima Muslim Uighur di barat laut wilayah Xinjiang, menurut laporan organisasi peduli Uighur pada Senin (14/10/2013).
Pembunuhan Muslim Uighur terbaru di kota Yingwusitang di Yarkand (Shache dalam bahasa Cina) ini, terjadi pada Jum’at pekan lalu ketika polisi menyerbu sebuah rumah dan menembaki lima penghuninya yang tidak tercatat tertuduh kriminalitas apapun, menurut Kongres Uighur Dunia yang berbasis di Munich, lansir Radio Free Asia (RFA).
Dilxat Raxit, juru bicara organisasi tersebut, menuduh otoritas Cina menggunakan kekuatan yang berlebihan dalam insiden semacam ini, ia menambahkan bahwa amat disayangkan pembunuhan tersebut terjadi pada hari menjelang ‘Idul Adha.
“Menjelang perayaan (‘Idul Adha), personel bersenjata Cina menyerbu sebuah rumah warga Uighur di Yarkand. Mereka melepaskan tembakan dan menyebabkan kematian lima warga Uighur. Mereka menggunakan kekuatan yang berlebihan,” katanya kepada RFA.
“Otoritas telah berusaha untuk menutupi berita ini. Mereka berpikir beberapa tersangka berada di dalam (rumah itu),” katanya, sembari menegaskan bahwa kelima korban itu tidak melakukan kesalahan apapun.
Staf kantor polisi di Yingwusitang, ketika dihubungi RFA, mengatakan bahwa dia tidak mengetahui tentang insiden penembakan itu.
Dua pekan sebelumnya, tujuh warga Muslim Uighur telah ditembak mati oleh polisi Cina dalam penyerbuan di tempat terpisah di Yarkand. Empat korban meninggal setelah polisi menembaki sekelompok Muslim Uighur di sebuah rumah di desa Abu Dona No. 16 pada 3 Oktober setelah menuduh mereka melakukan perkumpulan “ilegal” yang mencurigakan.
Pada 26 September, polisi menembak mati dua penduduk Uighur di desa yang sama dan dua hari kemudian polisi menembaki warga Uighur di stasiun kereta Yarkand hingga menewaskan satu orang.
Menurut pemaparan Raxit, sembilan warga Uighur juga ditahan setelah berkumpul di kantor pemerintahan Yarkand pada 1 Oktober, hari libur nasional, untuk memprotes rangkaian pembunuhan warga Muslim yang baru-baru ini terjadi.
Muslim di Xinjiang telah lama mengeluhkan diskriminasi dan tindakan keras dari pemerintah Cina. Selain membatasi gerak-gerik keagamaan mereka, menangkapi sebagian di antara mereka, otoritas Cina juga tidak segan-segan berlaku kejam terhadap mereka. Akhir-akhir ini kekerasan terhadap Muslim Xinjiang terus meningkat, sejumlah Muslim Uighur tewas ditembak mati yang sebagiannya dinyatakan terduga terlibat “terorisme”, mereka bahkan tidak diberi kesempatan untuk membela diri di pengadilan. (siraaj/arrahmah.com)